Studi Menemukan Bahwa Vitamin K Ternyata Mempengaruhi Fungsi Otak

Peneliti juga menemukan bahwa kekurangan vitamin K menyebabkan peningkatan aktivitas mikroglia, yaitu sel kekebalan di otak.

Meskipun sel-sel ini berfungsi menjaga kesehatan otak, aktivitas yang berlebihan justru bisa menimbulkan peradangan kronis.

Peradangan jangka panjang di otak diketahui menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya penurunan kognitif dan penyakit neurodegeneratif seiring bertambahnya usia.

Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, para ilmuwan belum merekomendasikan penggunaan suplemen vitamin K secara langsung.

Mereka lebih menekankan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi, khususnya sayuran yang kaya akan vitamin ini.

Selain sayuran hijau seperti kale dan collard greens, buah-buahan seperti kiwi, alpukat, asparagus, dan blueberry juga mengandung vitamin K yang baik untuk tubuh dan otak.

Penelitian ini juga menjadi bagian dari kerja sama antara tim Tufts dan ilmuwan dari Rush University Medical Center, yang meneliti pengaruh pola makan terhadap kesehatan otak pada manusia.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Vitamin D, Kunci Tersembunyi di Balik Energi dan Imunitas!

Kombinasi studi observasi pada manusia dan studi biologis pada hewan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana pola makan memengaruhi penuaan otak secara keseluruhan.

Apa yang kita konsumsi setiap hari ternyata berpengaruh tidak hanya pada tubuh, tetapi juga pada ketajaman pikiran.

Memasukkan lebih banyak sayuran dalam menu harian bisa menjadi langkah sederhana namun bermanfaat dalam menjaga kesehatan otak.

Meski vitamin K bukan satu-satunya kunci menjaga fungsi otak, konsumsi makanan sehat secara konsisten adalah salah satu cara paling masuk akal untuk mendukung proses penuaan yang lebih baik.

Menjaga pola makan seimbang yang kaya nutrisi adalah langkah yang dapat dikendalikan.

Dengan memulai kebiasaan kecil seperti makan lebih banyak sayur, kita telah mengambil langkah nyata untuk menjaga fungsi otak dan mencegah penurunan kognitif di masa depan.

Karena pada akhirnya, kualitas hidup yang sehat berawal dari kebiasaan sederhana yang kita bangun hari demi hari.***