• Senin, 22 Desember 2025

Prabowo Usung Program Susu Gratis, Bisakah Menangani Stunting di Indonesia?

Photo Author
- Rabu, 7 Februari 2024 | 21:58 WIB
ilsutrasi pengecekan stunting pada anak (Freepik.com/storyset)
ilsutrasi pengecekan stunting pada anak (Freepik.com/storyset)

SURATDOKTER.com - Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat dunia masih menghadapi masalah serius dalam bidang kesehatan anak, yaitu tingginya kasus stunting di Indonesia.

Tahun 2024 ini, Indonesia akan melaksanakan pemilu pemilihan presiden. Salah satu pasangan calon presiden yaitu Prabowo Gibran memiliki program pemberian susu gratis untuk mengatasi stunting.

Stunting adalah suatu kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan dikarenakan kurangnya asupan nutrisi selama masa awal pertumbuhan.

Salah satu tanda stunting adalah berat badan dan tinggi badan anak kurang dari standar anak-anak seusianya.

Menilik lebih jauh, stunting tidak hanya berdampak pada fisik anak saja. Akan tetapi juga bisa berdampak pada kondisi kesehatan mental anak.

Baca Juga: Dampak Stunting Jangka Panjang, Benarkah Lebih Rentan Sakit? Ketahui Cara Mencegahnya

Mengapa stunting menjadi masalah yang serius? Karena generasi suatu bangsa yang mengalami stunting cenderung menjadi individu yang tidak bisa memaksimalkan potensinya dan hal tersebut juga berpotensi untuk menghambat perkembangan bangsa di masa depan.

Itulah kenapa kasus stunting harus ditangani dengan cepat dan tepat.

Pengurangan Jumlah Kasus Stunting di Indonesia

Pengurangan jumlah kasus stunting pada anak adalah tujuan utama dari 6 tujuan yang ingin dicapai oleh target gizi global pada tahun 2025 mendatang.

Penurunan jumlah kasus stunting merupakan salah satu indikator kunci dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Pravalensi atau jumlah kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi dalam satu dekade terakhir, yaitu sekitar 37%.

WHO meninjau bahwa kasus stunting di Indonesia masih cukup tinggi dikarenakan beberapa faktor, di antaranya adalah:

  • Pemberian ASI yang tidak eksklusif pada  bulan pertama
  • Status sosial-ekonimi yang rendah
  • Kelahiran prematur
  • Status gizi ibu yang buruk
  • Kualitas MPASI yang belum memenuhi kebutuhan nutrisi anak
  • Rendahnya pengetahuan orang tua tentang kadar nutrisi yang dibutuhkan anak.

Selain itu WHO menyebutkan bahwa kondisi rumah dengan kondisi kamar mandi yang tidak sehat dan kualitas air minum yang rendah memiliki risiko stunting lebih tinggi.

Tidak hanya itu, sulitnya mengakses layanan-layanan kesehatan juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam kasus ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayunda Christina

Sumber: Ncbi.nlm.nih.gov, iris.who.int

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bolehkah Penderita Gerd Mengonsumsi Vitamin D?

Kamis, 4 Juli 2024 | 12:00 WIB

Terpopuler

X