Secara etik, konsep ini menimbulkan banyak diskusi. Euthanasia Coaster digolongkan sebagai bentuk euthanasia sukarela, yaitu ketika seseorang secara sadar dan berulang kali memilih untuk mengakhiri hidup karena kondisi medis yang sangat berat.
Dalam praktik nyata, prosedur seperti ini memerlukan persetujuan dokter dan hanya diperbolehkan di beberapa wilayah. Di beberapa negara Eropa seperti Belanda, Belgia, dan Swiss, euthanasia sudah dilegalkan, sementara di Amerika Serikat hanya beberapa negara bagian yang mengizinkan praktik serupa melalui bantuan medis.
Walaupun belum direalisasikan dalam bentuk fisik, Euthanasia Coaster tetap menjadi simbol pemikiran terbuka mengenai bagaimana manusia memandang akhir hidup. Proyek ini juga menyoroti pentingnya etika, kemanusiaan, dan teknologi dalam menghadapi penderitaan jangka panjang yang tidak tertahankan.
Bagi sebagian orang, wahana ini mungkin terdengar kontroversial, tetapi bagi yang lain, ini bisa menjadi bentuk otonomi terakhir dalam hidup seseorang.
Dengan desain yang penuh perhitungan ilmiah dan filosofi yang mendalam, Euthanasia Coaster menawarkan lebih dari sekadar sensasi.
Ia menjadi jendela untuk membahas topik yang sulit dengan cara yang tak biasa, sekaligus memunculkan pertanyaan: apakah kematian bisa menjadi pengalaman yang dipilih secara sadar dan bahkan dihadapi dengan ketenangan?***
Artikel Terkait
Benarkah Sering Menahan Emosi Tingkatkan Resiko Terkena Penyakit Jantung?
Calon Jemaah Haji Asal NTT Meninggal di RS Haji Surabaya Akibat Penyakit Paru-paru
Pneumonia Menjadi Penyakit Terbanyak Diderita Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci
Penyebab Utama 53 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci, Banyak yang Idap Penyakit Ini
Waspadai Penyakit yang Sering Muncul saat Kemarau Basah, Ini Daftarnya