• Senin, 22 Desember 2025

Benarkah Sering Menahan Emosi Tingkatkan Resiko Terkena Penyakit Jantung?

Photo Author
- Kamis, 22 Mei 2025 | 06:25 WIB
Menahan emosi bisa picu penyakit jantung
Menahan emosi bisa picu penyakit jantung

SURATDOKTER.com - Banyak orang terbiasa memendam perasaan, entah karena ingin menghindari konflik, menjaga citra diri, atau merasa tidak nyaman menunjukkan kelemahan.

Namun, kebiasaan ini ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa menahan emosi secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit jantung.

Baca Juga: Kini Ilmuwan Menemukan Bahan yang Dapat Mengubah Stress Menjadi Listrik

Ketika Emosi Terpendam Menjadi Stres Berkepanjangan

Tubuh manusia tidak dirancang untuk menyimpan emosi negatif dalam jangka waktu yang super panjang. Ketika perasaan marah, kecewa, sedih atau cemas ditekan terus-menerus, tubuh mengalami tekanan psikologis yang mengakibatkan stres kronis. Dalam kondisi ini, sistem saraf akan terus aktif, meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Hormon-hormon tersebut, jika terus-menerus tinggi, dapat memicu peningkatan tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol jahat (LDL). Semua faktor ini menyebabkan munculnya penyakit jantung dan hipertensi.

Dampak Fisik dari Emosi yang Tidak Terekspresikan

Selain stres, emosi yang dipendam juga mempengaruhi kesehatan fisik . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan menekan emosi berhubungan dengan meningkatnya risiko gangguan metabolik, seperti diabetes dan gangguan sistem imun.

Bahkan, dalam jangka panjang, bisa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan, gangguan tidur, dan sakit kepala kronis.

Kaitan Antara Emosi Negatif dan Serangan Jantung

Emosi negatif seperti kecemasan, kemarahan, dan rasa permusuhan bukan hanya akan merusak suasana hati. Dalam beberapa studi, orang yang sering menahan emosi seperti ini berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner.

Ketika tubuh berada dalam kondisi emosional yang tidak stabil, detak jantung menjadi tidak teratur dan pembuluh darah menyempit, yang pada akhirnya meningkatkan potensi serangan jantung.

Sindrom Patah Hati: Ketika Guncangan Emosi Melemahkan Jantung

Dalam dunia medis, dikenal istilah broken heart syndrom atau sindrom takotsubo. Kondisi ini terjadi akibat tekanan emosional yang sangat kuat, misalnya karena kehilangan orang tercinta atau mengalami trauma berat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: hopkinsmedicine, Very Well Mind

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

Terpopuler

X