SURATDOKTER.com - Menjaga keharmonisan dalam hubungan memang penting, tetapi menahan perasaan secara terus-menerus demi pasangan ternyata bisa membahayakan kesehatan.
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa perempuan yang terbiasa membungkam diri dan mengesampingkan kebutuhannya sendiri demi menghindari konflik dalam hubungan memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Penelitian ini menjadi bagian dari rangkaian studi yang semakin menegaskan kaitan antara kondisi emosional seseorang dengan kesehatan fisiknya.
Baca Juga: Suka Begadang? Waspadai Dampak Mengerikan Ini pada Otak dan Jantung Sebelum Terlambat!
Para peneliti menekankan bahwa hubungan sosial yang sehat memiliki dampak positif terhadap tubuh, dan sebaliknya, hubungan yang penuh tekanan dapat memperburuk kondisi fisik, terutama pada wanita.
Dalam studi tersebut, peneliti dari Universitas Pittsburgh menganalisis data dari 304 wanita pra dan pascamenopause yang sebelumnya telah mengikuti penelitian tentang gejala menopause seperti hot flashes.
Para partisipan mengisi kuesioner yang menggali seberapa sering mereka membungkam perasaan atau menyembunyikan kebutuhan pribadi demi menjaga keharmonisan dalam hubungan mereka.
Istilah ini dikenal sebagai self-silencing, yaitu kecenderungan untuk tidak mengungkapkan isi hati demi menghindari pertengkaran atau menjaga hubungan tetap stabil.
Selain kuesioner, para wanita ini juga menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh, termasuk tes darah, pengukuran indeks massa tubuh, dan USG pada arteri karotis untuk melihat apakah ada penumpukan plak – indikator awal penyakit jantung.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sering membungkam diri memiliki lebih banyak plak di arteri karotis dibandingkan dengan mereka yang lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan.
Meski hasil ini belum membuktikan bahwa menahan perasaan secara langsung menyebabkan pembentukan plak, namun hubungan antara keduanya terlihat cukup kuat.
Peneliti menyatakan bahwa mereka telah memperhitungkan berbagai faktor risiko penyakit jantung lainnya, seperti tekanan darah, kebiasaan makan, dan gaya hidup.
Namun, self-silencing tetap menunjukkan kaitan yang signifikan terhadap kondisi fisik tersebut.
Baca Juga: Gagal Jantung vs. Serangan Jantung: Jangan Sampai Keliru!
Artikel Terkait
Waspada! Stres Bisa Memicu Penyakit Jantung, Ini Penjelasannya!
Serba-Serbi Seputar Jantung Buatan: Sejarah Hingga Bagaimana Cara Kerjanya
Gagal Jantung vs. Serangan Jantung: Jangan Sampai Keliru!
Suka Begadang? Waspadai Dampak Mengerikan Ini pada Otak dan Jantung Sebelum Terlambat!
Co-CEO Samsung Electronics Jong-Hee Han Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun Karena Serangan Jantung