psikologi

Ketakutan Kehilangan Pekerjaan karena AI: Alarm Bagi Kesehatan Mental Pekerja Indonesia

Sabtu, 13 September 2025 | 21:59 WIB
Keresahan menghadapi teknologi AI

Stres akibat takut kehilangan pekerjaan bisa memicu gangguan tidur, tekanan darah meningkat, hingga penurunan produktivitas. Jika berlangsung lama, kondisi ini dapat berkembang menjadi kecemasan kronis atau depresi.

Pekerja yang merasa masa depannya tidak pasti juga lebih mudah mengalami kelelahan emosional. Situasi ini memengaruhi relasi sosial, bahkan dapat memperburuk kualitas hidup keluarga.

Karena itu, isu pekerjaan di era AI tidak hanya penting dibahas dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sudut pandang kesehatan mental.

Dimensi Ekonomi dan Budaya

Mengapa perbedaan rasa cemas begitu nyata antara negara berkembang dan negara maju? Faktor ekonomi berperan besar.

Negara maju umumnya memiliki sistem perlindungan tenaga kerja yang lebih kuat, seperti jaminan sosial, pelatihan ulang, serta perlindungan hukum.

Budaya kerja yang stabil juga membuat pekerja lebih percaya diri menghadapi perubahan teknologi.

Baca Juga: Neko Health: AI yang Bisa Mendeteksi Kanker Hanya Dalam Waktu 20Detik

Sebaliknya, di negara berkembang, adopsi teknologi berlangsung cepat tanpa diimbangi kebijakan perlindungan pekerja yang memadai.

Akibatnya, ketakutan kehilangan pekerjaan lebih terasa nyata. Budaya kolektivitas juga membuat masyarakat merasa anak-anak dan generasi berikutnya lebih rentan menghadapi risiko ini dibanding diri mereka sendiri.

Apa yang Bisa Dilakukan Pekerja Indonesia?

Alih-alih larut dalam kecemasan, pekerja di Indonesia dapat mulai mempersiapkan diri sejak sekarang. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Mengasah keterampilan baru
    Keterampilan digital, analisis data, hingga literasi teknologi akan semakin dibutuhkan. Pekerja yang mau belajar ulang akan lebih siap menghadapi perubahan.
  2. Fokus pada soft skills
    Kreativitas, komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan tetap menjadi aspek yang sulit tergantikan oleh mesin. Soft skills ini penting dipertahankan.
  3. Menjaga kesehatan mental
    Mengelola stres dengan olahraga, tidur cukup, serta menjaga pola makan bisa mengurangi tekanan psikologis. Konsultasi dengan tenaga profesional juga penting jika cemas sudah mengganggu aktivitas harian.
  4. Mencari peluang baru
    Alih-alih hanya fokus pada ancaman, AI juga membuka banyak lapangan kerja baru. Pekerja bisa mulai mencari bidang yang justru tumbuh karena teknologi ini.

Baca Juga: AIRE: Teknologi Kalkulator AI Temuan Ilmuan Inggris yang Bisa Prediksi Waktu Kematian

Ketakutan akan digantikan oleh AI memang nyata, terutama di Indonesia. Namun, rasa cemas ini sebaiknya dilihat sebagai tanda peringatan, bukan beban yang melumpuhkan.

Dengan persiapan yang tepat, pekerja tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang di tengah gelombang teknologi baru. Yang terpenting, kesehatan mental harus tetap dijaga agar tidak kalah sebelum bertanding.***

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB