psikologi

Ketika Situasi Tidak Kondusif: Cara Bijak Orang Tua Menenangkan Anak di Tengah Kondisi Rusuh

Minggu, 7 September 2025 | 23:34 WIB
Cara bijak orang tua menenangkan anak di tengah kondisi rusuh

SURATDOKTER.com - Akhir Agustus hingga awal September lalu, berbagai wilayah di Indonesia diwarnai oleh aksi demonstrasi. Beberapa berlangsung damai, namun sebagian berujung ricuh.

Tidak sedikit sekolah yang akhirnya mendadak memulangkan siswa lebih awal demi alasan keamanan. Bahkan, di beberapa daerah kegiatan belajar kembali dialihkan ke sistem jarak jauh.

Perubahan mendadak ini membuat anak-anak bingung, karena rutinitas mereka terhenti begitu saja.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Menjaga Kesehatan Digital Anak

Bagi anak, pulang mendadak dari sekolah atau belajar dari rumah bukan sekadar perubahan jadwal, tetapi juga tanda bahwa ada sesuatu yang tidak aman di luar.

Ditambah lagi dengan berita televisi dan obrolan orang dewasa, anak mudah menangkap suasana sebagai ancaman. Inilah saat orang tua berperan besar untuk menjaga agar anak tetap merasa tenang dan terlindungi.

Memahami Psikologi Anak dalam Situasi Tidak Kondusif

Anak belum mampu memisahkan informasi yang mereka lihat atau dengar dengan realitas sehari-hari. Suara keributan, sirine, atau berita tentang rusuh bisa langsung mereka rasakan sebagai bahaya nyata.

Reaksi yang muncul bisa berupa sulit tidur, mimpi buruk, menangis, hingga keluhan fisik seperti sakit perut.

Psikolog anak menjelaskan bahwa kondisi penuh ketegangan membuat sistem emosi anak lebih sensitif. Mereka membutuhkan kehadiran orang tua sebagai jangkar rasa aman. Bila orang tua tidak peka, anak bisa membawa rasa cemas ini dalam jangka panjang.

Perlukah Anak Dijelaskan tentang Demo?

Orang tua sering bingung: apakah anak perlu diberitahu tentang situasi demo dan kerusuhan atau cukup dibiarkan tidak tahu? Jawabannya tergantung usia anak.

  • Anak usia dini (di bawah 7 tahun): tidak perlu mendapat detail tentang demo. Cukup katakan bahwa di luar sedang ramai, jadi lebih aman di rumah dulu. Fokus pada rasa aman, bukan isi demo.
  • Anak usia sekolah dasar: bisa diberikan penjelasan singkat. Katakan bahwa orang dewasa sedang menyampaikan pendapat, tetapi caranya kadang tidak tenang. Pastikan mereka tahu bahwa rumah dan sekolah tetap aman.
  • Anak usia remaja: biasanya sudah tahu dari media sosial. Orang tua bisa berdiskusi, memberikan konteks, dan menekankan nilai penting: perbedaan pendapat boleh, tapi kekerasan bukan solusi.

Intinya, jelaskan seperlunya sesuai tahap perkembangan anak, tanpa menambah kecemasan.

Peran Orang Tua: Menjadi Sumber Rasa Aman

Sikap orang tua akan menjadi cermin bagi anak. Jika orang tua terlihat panik, anak otomatis merasa tidak aman. Karena itu, orang tua perlu menjaga ketenangan, mengatur nada suara, dan tidak menunjukkan kecemasan berlebihan di depan anak.

Selain itu, pastikan anak tahu bahwa rumah adalah tempat paling aman. Jika mereka bertanya, jawab dengan sederhana dan jujur sesuai usia. Hindari jawaban yang berbelit-belit atau menakutkan.

Baca Juga: Biaya Tersembunyi Usai Punya Bayi: 7 Strategi Finansial & Mental untuk Keluarga Muda

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB