SURATDOKTER.com - Perkembangan teknologi digital membawa banyak manfaat, termasuk sebagai sarana edukasi dan hiburan anak. Namun, jika tidak diawasi, penggunaan gawai dan game online justru dapat menimbulkan dampak negatif.
Anak usia sekolah dasar masih berada pada tahap meniru perilaku dari lingkungan sekitar, termasuk dari apa yang mereka lihat di media digital. Kondisi ini membuat literasi digital menjadi keterampilan penting yang harus ditanamkan sejak dini.
Baca Juga: Fenomena “Digital Detox”: Benarkah Puasa Gadget Bisa Bikin Hidup Lebih Sehat dan Bahagia?
Anak sebagai Peniru Ulung
Psikolog anak menyebutkan bahwa anak di usia sekolah dasar belum sepenuhnya mampu membedakan mana realitas dan mana rekayasa. Adegan dalam game yang terlihat sepele bisa dengan mudah ditiru anak saat bermain bersama teman.
Misalnya, tindakan membanting karakter di layar dianggap biasa saja, tetapi ketika dilakukan pada teman di dunia nyata, tentu berbahaya.
Kebiasaan meniru ini memperlihatkan betapa rentannya anak jika tidak diarahkan dengan benar.
Tanpa kontrol, anak bisa membawa perilaku digital ke kehidupan sehari-hari yang menimbulkan risiko cedera fisik maupun gangguan sosial.
Pentingnya Literasi Digital
Literasi digital tidak hanya tentang kemampuan menggunakan gawai, tetapi juga mencakup pemahaman bagaimana menyaring informasi dan membatasi akses pada konten yang berbahaya.
Anak perlu dikenalkan pada cara menggunakan teknologi untuk belajar, bukan hanya bermain. Dengan begitu, mereka bisa melihat gawai sebagai sarana produktif, bukan sekadar hiburan.
Orang tua memiliki peran penting dalam proses ini. Mengarahkan anak untuk memilih konten yang bermanfaat, mendampingi saat bermain, serta menjelaskan konsekuensi dari setiap tindakan digital akan membantu anak tumbuh lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Baca Juga: Mata Anak Dikorbankan Demi Gadget? Kenapa Kacamata Jadi Tren di Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Pendampingan