Bagaimana Cara Mengatasi Kebencian Diri?
Menurut Dr. Aguirre, sekadar memberikan obat bukanlah solusi utama untuk mengatasi kebencian diri. Meskipun obat bisa membantu mengurangi gejala kecemasan atau depresi yang menyertai, kebencian terhadap diri sendiri perlu diatasi dengan terapi dan perubahan pola pikir.
Salah satu metode yang efektif adalah Terapi Perilaku Dialektis (DBT). Terapi ini mengajarkan keterampilan seperti kesadaran diri, pengelolaan emosi, dan toleransi terhadap tekanan.
Banyak remaja yang mengikuti terapi ini mengalami perubahan positif, seperti berkurangnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan meningkatnya kemampuan dalam menghadapi stres.
Bagi orang tua, peran mereka sangat penting dalam membantu anak mengatasi kebencian terhadap diri sendiri. Salah satu langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mendengarkan anak tanpa menghakimi. Remaja yang sedang mengalami kebencian diri sering kali hanya ingin didengar dan dipahami.
Daripada langsung memberikan solusi atau mencoba meyakinkan mereka bahwa mereka baik-baik saja, lebih baik ajukan pertanyaan yang membuat mereka merasa dihargai.
Baca Juga: Kasus Bully Merajalela! Siswi di Cimahi Bunuh Diri Karena Depresi di Bully 3 Tahun!
Misalnya, tanyakan bagaimana perasaan mereka dan apakah ada hal tertentu yang bisa dilakukan untuk membantu mereka merasa lebih baik. Validasi perasaan mereka tanpa berusaha mengubahnya secara instan dapat membuat mereka merasa lebih diterima.
Kebencian terhadap diri sendiri adalah masalah serius yang berbeda dari depresi. Ini bukan sekadar ketidakpuasan sementara, tetapi pola pikir yang terbentuk sejak kecil dan bisa bertahan seumur hidup jika tidak ditangani dengan baik.
Dukungan dari keluarga, terapi yang tepat, dan pemahaman tentang bagaimana pola pikir negatif terbentuk sangat penting dalam membantu remaja mengatasi perasaan ini.
Dengan pendekatan yang tepat, mereka bisa belajar untuk melihat diri mereka secara lebih positif dan membangun masa depan yang lebih sehat secara emosional.***