SuratDokter.com- Kontroversi mengenai penggunaan insanity defense dalam sistem peradilan hukum kerap kali menjadi perbincangan yang kompleks dan penuh dilema.
Terutama kasus ini sering juga dinobatkan sebagai salah satu proses hukum yang kontroversial di mata dunia. Melibatkan pasal-pasal hukum yang ada sampai ke segala gangguan psikis terhadap terdakwa dengan tujuan membela dirinya.
Lalu seperti apa insanity defense bisa terjadi dalam proses hukum? Mari kita telusuri apa yang menyebabkan hal ini terjadi.
Mengenal Insanity Defense di Mata Hukum dan Psikologi
Insanity defense, atau disebut pembelaan kegilaan, merupakan argumen hukum yang diajukan oleh terdakwa yang mengklaim bahwa tindakan kriminal yang mereka lakukan tidak dapat dianggap sebagai kejahatan karena adanya gangguan mental yang serius.
Baca Juga: Apa Perbedaan Gangguan Jiwa dan Gangguan Mental? Simak Penjelasannya!
Topik ini menyulut perdebatan hangat antara mereka yang menganggap bahwa keadilan harus memperhitungkan kondisi mental pelaku dan mereka yang menilai bahwa hukum harus ditegakkan secara setara tanpa memandang kondisi tersebut.
Dalam artikel penelitian Pertanggungjawaban Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Dengan Gangguan Kejiwaan Menurut Ketentuan Hukum Positif menyatakan bahwa perlakuan terhadap terdakwa dengan kekurangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) KUH Pidana, meskipun KUH Pidana tidak secara spesifik mengatur konsep tanggung jawab pidana.
Kemudian, ketika sebuah kasus kriminal melibatkan insanity defense, berbagai aspek hukum, medis, dan etika akan dipertimbangkan.
Para ahli hukum dan psikiater forensik sering kali dihadirkan untuk memberikan pandangan dan analisis mendalam mengenai kondisi mental terdakwa saat melakukan tindakan kriminal.
Hal ini menambah lapisan kerumitan dalam proses peradilan, di mana pertanyaan tentang keadilan dan perlindungan hak asasi manusia menjadi inti dari diskusi.
Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa insanity defense dapat disalahgunakan oleh individu yang berusaha menghindari hukuman atas tindakan kriminal yang mereka lakukan.
Beberapa pihak menganggap bahwa penerapan insanity defense secara tidak tepat dapat merusak kepercayaan publik terhadap sistem hukum dan menimbulkan ketidakadilan bagi korban dan masyarakat.
Oleh karena itu, penyelidikan yang menyeluruh dan penilaian yang objektif sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pembelaan ini diterapkan dengan benar dan adil.