SURATDOKTER.com-PTSD atau gangguan stres pasca trauma (PTSD) seringkali memengaruhi kisah hidup individu dalam masyarakat yang kompleks.
PTSD dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, dan itu lebih dari sekadar istilah medis.
Fenomena ini biasanya terkait dengan peristiwa traumatis sebelumnya, seperti kecelakaan, kekerasan, atau kejadian menyakitkan lainnya.
Kondisi traumatis dapat disebabkan oleh banyaknya tantangan dan ancaman yang dihadapi masyarakat modern.
Misalnya, bencana alam, perang, atau tindakan kekerasan dapat memiliki efek psikologis yang mendalam.
PTSD membuatnya rumit, terutama karena dapat muncul berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa traumatis.
Sangat penting untuk memahami bahwa PTSD tidak melihat usia, latar belakang, atau status sosial.
Baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa dapat menjadi korban dampak psikologis dari peristiwa traumatis yang mereka alami.
PTSD dapat dimanifestasikan dalam berbagai cara, termasuk reaksi fisik dan psikologis.
Baca Juga: Kelelahan Ternyata Bisa Menyebabkan Penyakit Kronis? Begini Cara yang Tepat untuk Mengatasinya
Serangan panik, mimpi buruk berulang, hipervigilans, serta perubahan dalam pola tidur dan suasana hati adalah beberapa gejala umum.
Penderita juga mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, merasa terisolasi, dan mencoba menghindari situasi yang dapat memicu kenangan traumatis.
Paradigma Sosial dan Stigma Sosial tentang PTSD
Stigma sosial yang terkait dengan PTSD adalah komponen yang harus diperhatikan. Individu yang mengalami gangguan ini seringkali tidak dipahami atau bahkan dinilai negatif oleh masyarakat.
Karena itu, penderitanya mungkin enggan mencari bantuan atau menceritakan pengalaman mereka karena takut dianggap lemah atau tidak normal.