SURATDOKTER.com - Sering dianggap sepele, apa itu flexing? Kondisi ini memengaruhi kesehatan mental dengan perbandingan di media sosial.
Apa itu flexing adalah tindakan dari yang dianggap sebagai cara menunjukkan pencapaian kekayaan, prestasi, dan kemampuan yang dimiliki melalui media sosial.
Namun, tahukah Anda bahwa selain flexing bisa menarik perhatian orang lain juga bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental?
Simak selengkapnya pada artikel di bawah ini.
Apa Penyebab Flexing?
Berikut beberapa penyebab kondisi flexing pada seseorang:
- Tidak percaya diri dan merasa tidak dihargai sehingga berupaya menunjukkan kepada khalayak umum bahwa dirinya bisa diakui
- Kurangnya empati
- Haus validasai dari orang lain
- Tekanan sosial seperti tuntutan gaya hidup
- Menginginkan perhatian dari orang lain
Baca Juga: Mengenal Nomophobia: Fenomena Takut Jauh dari Ponsel, Kenali Penyebab, Gejala dan Bahayanya
Tak hanya penyebab umum, flexing ternyata juga bisa menjadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan kesehatan mental:
- Histrionic disorder ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan cenderung mencari perhatian dari orang lain
- Borderline peronality disorder ditandai dengan suasana hati yang sulit dikontrol
- Narcissistic personality disorder menimbulkan perasaan lebih hebat dan tak ingin tersaingi oleh orang lain
Apa Dampak Bahaya Flexing?
Dilansir dari kamus Merriam Webster, flexing berasal dari kata 'flex' memiliki arti menunjukkan atau mendemonstrasikan.
Sebagian orang menganggap bahwa flexing adalah cara untuk menunjukkan pencapaian, namun sebagian orang lainnya juga merasa bahwa ini adalah hal menjengkelkan.
Akibatnya, perbandingan antar individu bisa dipicu dari adanya flexing. Berikut beberapa bahayanya bagi kesehatan mental:
1. Merasa Tidak Pernah Cukup
Flexing memicu perasaan tidak aman, sehingga akan merasa kurang dengan apa yang dicapai orang lain.
Postingan di sosial media tentang prestasi orang lain akan membuat diri merasa insecure dan tidak cukup baik dalam melakukan apapun.
Akibatnya, muncul perasaan sedih, rendah diri, stres, dan mudah menyalahkan diri sendiri.