Mengapa Warna Bisa Mempengaruhi Suasana Hati
Mata manusia merespons gelombang cahaya dari warna, yang kemudian diterjemahkan otak menjadi sensasi emosional. Saat melihat warna biru laut, misalnya, tubuh menurunkan produksi hormon stres (kortisol) dan meningkatkan rasa tenang.
Sebaliknya, melihat warna merah dapat meningkatkan adrenalin dan memicu semangat.
Inilah alasan warna digunakan dalam terapi psikologis dan desain ruang. Warna lembut seperti biru muda atau hijau mint sering dipakai di rumah sakit atau ruang terapi karena menurunkan kecemasan.
Fenomena ini disebut color psychology effect — efek nyata dari warna terhadap suasana hati, tapi bukan terhadap diagnosa mental.
Baca Juga: Kenali Apa Saja Penyebab dan Dampak Perubahan Warna Tinja pada Kesehatan
Tips Menggunakan Warna untuk Kesehatan Mental
-
Gunakan warna hangat di pagi hari.
Warna seperti oranye lembut atau kuning muda membantu otak merasa lebih berenergi saat memulai hari. -
Tambahkan warna alami di ruang kerja.
Elemen hijau, tanaman, atau cahaya alami membantu meredakan stres akibat pekerjaan. -
Hindari ruangan serba gelap saat merasa cemas.
Warna gelap bisa memperdalam perasaan murung bila digunakan terlalu lama. -
Pilih warna tidur yang menenangkan.
Biru pucat, abu muda, atau lavender membantu tubuh beristirahat lebih nyenyak.
Dengan memahami pengaruh warna, seseorang bisa menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan emosional tanpa perlu percaya pada mitos.
Baca Juga: Wow! Sebesar Ini Pengaruh Musik Terhadap Ketenangan Pikiran
Warna memang memengaruhi perasaan, tetapi tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai kepribadian apalagi diagnosis mental.
Menyukai warna biru bukan berarti seseorang psikopat, melainkan hal wajar karena biru memang warna yang paling disukai secara global.
Daripada menilai orang dari warna favoritnya, lebih baik memahami bagaimana warna dapat membantu menenangkan pikiran, menurunkan stres, dan menjaga keseimbangan emosi.
Warna adalah bahasa halus antara otak dan perasaan — bukan alat untuk menilai siapa yang “normal” atau “tidak.”***
Artikel Terkait
Cara Menghadapi Tekanan Kerja agar Kesehatan Mental Tetap Terjaga
Sangat Bepengaruh! Ini Efek Trauma Masa Kecil terhadap Pola Komunikasi Dewasa
Crab Mentality: Saat Keberhasilan Orang Lain Justru Jadi Ancaman
Benarkah Sering Posting Olahraga di Media Sosial Tanda Masalah Psikologis? Ini Penjelasan Ahli
Apakah Menatap Pria Berotot Bisa Tingkatkan Kesehatan Wanita? Fakta & Latar Belakang Medisnya