SURATDOKTER.com - Belakangan ini istilah Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) sedang jadi bahan pembicaraan di dunia bisnis dan media sosial.
Kedua istilah ini menggambarkan kelompok orang yang datang ke pusat perbelanjaan, namun lebih banyak melihat-lihat atau bertanya tanpa membeli.
Fenomena ini memicu dugaan bahwa pusat perbelanjaan di Indonesia semakin sepi karena perilaku tersebut.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, sepinya mall bukan semata akibat Rojali dan Rohana. Perubahan pola belanja masyarakat akibat kemajuan teknologi ternyata jauh lebih berpengaruh. Era digital membuat belanja online menjadi pilihan utama, sehingga kunjungan ke mall berkurang.
Baca Juga: Menurut Riset Belanja Bantu Melawan Sedih Berkepanjangan! Inikah Alasan Cewe Suka Belanja?
Pergeseran Perilaku Belanja: Dampak Digitalisasi Ekonomi
Kemajuan e-commerce telah menciptakan perubahan besar pada cara orang memenuhi kebutuhannya. Jika dulu masyarakat rela datang ke mall untuk berbelanja atau sekadar berjalan-jalan, kini banyak yang memilih memesan barang lewat smartphone. Transaksi digital lebih praktis, hemat waktu, dan kadang lebih murah.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan konsumsi rumah tangga tetap tumbuh positif. Pada kuartal II-2025, kontribusinya terhadap PDB mencapai 54,25 persen, dengan pertumbuhan 4,97 persen secara tahunan. Angka ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih terjaga, hanya saja sebagian besar aktivitas belanja berpindah ke ranah digital.
Analisis Sosiologis: Gaya Hidup dan Interaksi Sosial yang Berubah
Dari perspektif sosiologi, fenomena ini bukan sekadar masalah bisnis, tetapi cerminan perubahan gaya hidup masyarakat modern. Mall yang dulu menjadi pusat interaksi sosial kini mulai tergeser oleh ruang virtual. Orang bisa bersosialisasi, berdiskusi, bahkan bertransaksi tanpa harus bertatap muka.
Perubahan ini memengaruhi pola interaksi manusia. Aktivitas fisik berkurang, pertemuan sosial menjadi jarang, dan hubungan emosional yang biasanya terbentuk lewat tatap muka perlahan menurun.
Mall yang dulunya menjadi simbol gaya hidup urban kini lebih sering digunakan untuk kegiatan rekreasi khusus, seperti menonton film atau menghadiri acara tertentu.
Analisis Psikologis: Kebutuhan Emosional dan Perilaku Konsumen
Artikel Terkait
Gen Z dan Kesehatan Mental di Tengah Ketidakpastian Ekonomi: Tantangan dan Peluang di Dunia Kerja
Kenapa Anak Suka Memukul dan Mencubit? Bukan Nakal, Tapi Sinyal yang Perlu Dipahami
Kenapa Anak yang Hampir Remaja Masih Suka Mencubit atau Memukul? Saat Kakak Tak Lagi Kecil Tapi Tetap Kasar
Andre Rosiade Ungkap Azizah Salsha Siap Lapor Penyebar Fitnah Selingkuh: Plus Cara Menghadapi Fitnahan dengan Bijak
Studi: Gen Z Merasa Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Ruang Publik, Berkaitan dengan Privasi