Meskipun penyebab pasti hipofrenia masih belum diketahui, beberapa faktor yang diperkirakan dapat menjadi pemicunya, seperti:
- Perubahan hormon, seperti saat hamil, menopause, atau menstruasi.
- Gangguan cemas, antara lain seperti angguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan mental hingga depresidepresi.
- Pseudobulbar Affect (PBA) atau Organic Brain Syndrome (OBS) menyebabkan kerusakan otak.
Selain itu, beberapa kondisi lain juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipofrenia, seperti:
- Menderita penyakit keturunan.
- Sindrom Down.
- Cedera otak.
- Malnutrisi.
- Keracunan zat berbahaya.
- Gangguan janin dalam kandungan.
- Gangguan saat lahir.
Gejala Hipofrenia
Selain tanpa menangis, berikut beberapa gejala lain yang mungkin dialami:
- Mudah macet.
- Sulit berkomunikasi.
- Introvert dan sulit bersosialisasi.
- Emosi tidak terkendali.
- Dipenuhi pikiran negatif.
- Merasa malas, banyak pikiran, dan tidak bergairah.
- Kelelahan.
- Tidak nafsu makan.
- Mengalami gangguan tidur.
Penanganan Hipofrenia
Hipofrenia dapat diatasi dengan obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi keduanya.
- Obat-obatan: Antidepresan untuk meningkatkan suasana hati.
- Psikoterapi: Terapi perilaku kognitif, terapi interpersonal, terapi pemecahan masalah , dan lain-lain.
Jika Anda mengalami gejala-gejala hipofrenia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Ingat, Anda tidak sendirian. Hipofrenia dapat diatasi dan Anda dapat hidup normal.
Kiat tambahan:
- Kelola stres dengan baik: Lakukan aktivitas yang menenangkan seperti yoga, meditasi, atau mendengarkan musik.
- Tidur yang cukup: membutuhkan sekitar 7-8 jam setiap malam.
- Makan makanan yang sehat: Perbanyak konsumsi buah, sayur, dan protein.
- Olahraga teratur: minimal 30 menit setiap hari.
- Bergabung dengan komunitas: Berbagi pengalaman dengan orang lain yang menderita hipofrenia dapat membantu Anda merasa lebih baik.
Sekian, semoga membantu.
***
Artikel Terkait
Paradoks Lagu Sedih: Bertemakan Kesedihan Namun Dapat Membuat Pendengar Menjadi Senang, Begini Penjelasannya
Merasa Sedih dan Hampa Setelah Menonton Drama Korea ? Mungkin Kamu Mengalami Post Series Depression Syndrome