SuratDokter.com - Momen Idul Adha merupakan perayaan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Selain sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah SWT, prosesi penyembelihan hewan kurban menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini.
Namun, tahukah Ayah Bunda bahwa menonton prosesi penyembelihan hewan kurban bisa berdampak pada psikologis anak? Berikut ini beberapa alasan mengapa orang tua perlu berhati-hati.
1. Memicu Trauma Psikologis
Melihat darah dan proses penyembelihan hewan dapat menjadi pengalaman traumatis bagi anak-anak, terutama yang berusia di bawah 12 tahun.
Anak-anak pada usia ini masih sangat sensitif terhadap pemandangan yang mengandung kekerasan atau darah.
Pengalaman ini dapat membekas dalam ingatan mereka dan mempengaruhi kondisi psikologis dalam jangka panjang.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Ini Tips Memilih Hewan Kurban! Cek 4 Syarat Ini !
2. Menumbuhkan Rasa Takut atau Cemas
Proses penyembelihan yang melibatkan suara hewan yang kesakitan dan darah dapat menimbulkan rasa takut atau cemas pada anak-anak.
Ketakutan ini bisa berkembang menjadi fobia tertentu, misalnya fobia terhadap darah atau hewan.
Anak yang merasa ketakutan mungkin akan menunjukkan tanda-tanda kecemasan seperti susah tidur, mimpi buruk, atau enggan mendekati hewan.
3. Pengaruh Terhadap Empati dan Emosi Anak
Meskipun niat dari penyembelihan kurban adalah untuk mengajarkan nilai-nilai pengorbanan dan ketaatan, cara penyampaiannya perlu diperhatikan.
Artikel Terkait
Siapkan Jeruk Nipis Saat Konsumsi Daging Kurban, Ampuh Atasi Kolesterol!
Takut Kolesterol? Coba Makan Buah Sebelum Santap Hidangan Daging Kurban
Idul Adha: Mengolah Daging Kurban Jadi Steak, Kenali Dahulu Tingkat Kematangan Berikut