- Mengajarkan jika ejekan, kata-kata, candaan, maupun cerita yang menjurus pada jenis kelamin serta bentuk tubuh adalah tindakan tidak baik.
- Perilaku seperti membuka baju atau celana secara paksa maupun sukarela atau menunjukkan dan dipertunjukkan bagian tubuh tertentu pada temannya maupun orang lain termasuk tindakan yang tidak sopan.
- Mengajarkan jika mengirim pesan kata-kata, gambar, maupun video yang mengandung konten eksplisit maupun implisit adalah termasuk kekerasan seksual.
- Memberi komentar di sosial media milik teman maupun sebayanya atau orang lain yang mengandung konten eksplisit maupun implisit adalah termasuk kekerasan seksual.
Apa yang Harus Dilakukan Sekolah?
Kasus berita di atas menunjukkan jika kekerasan seksual yang dilakukan oleh dan pada anak bisa terjadi pada usia berapa pun.
Hal tersebut juga menunjukkan jika kekerasan seksual yang dilakukan anak bisa dilakukan baik secara individu maupun berkelompok.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Pendidikan Seks pada Anak Sesuai Usia untuk Cegah Kekerasan Seksual
Jika hal ini terus dibiarkan, sekolah bisa menjadi tempat yang tidak aman bagi anak.
Lalu, apa yang bisa dilakukan sekolah untuk mencegah kekerasan seksual terjadi di lingkungannya.
Selain mengedukasi anak tentang kegiatan yang termasuk kekerasan seksual, sekolah juga bisa melakukan hal berikut:
1. Bersikap tegas
Sekolah harus tegas pada setiap perilaku anak yang menjurus pada kekerasan seksual. Sekolah harus mampu menegaskan jika tidak ada ampun dan pengecualian pada pelaku kekerasan seksual, tidak peduli pelaku adalah anak murid mereka sendiri maupun guru serta staf sekolah.
2. Mendengarkan dan menerima laporan
Saat menerima laporan kekerasan seksual, sekolah harus mampu untuk menerima dan mendengarkan korban. Sekolah juga harus mampu memahami mengapa kejadian tersebut bisa terjadi di lingkungannya.
Selain itu, sekolah harus memiliki kemampuan untuk melihat dan mendeteksi apakah ada kekerasan yang terjadi di lingkungannya.
3. Tidak menormalisasikan
Tidak ada candaan bagus di mana korban justru merasa risih dan terganggu oleh candaan tersebut. Jadi sekolah tidak boleh berkilah jika apa yang dilakukan anak hanyalah bercanda belaka.
Tegaskan dan beri pelaku hukuman yang sesuai atas perilaku mereka yang menjurus pada kekerasan seksual. Anak jangan dibiasakan berlindung dengan kata-kata, “Namanya juga anak-anak.”
Kasus kekerasan seksual di sekolah bisa saja terjadi saat guru maupun staf sekolah tidak mengetahuinya. Maka dari itu, penting pula bagi sekolah untuk mampu mendeteksi perubahan perilaku yang terjadi pada muridnya.
Jika diperlukan, sekolah bisa bekerja sama dengan lembaga penanganan kekerasan anak di dekatnya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. ***
Artikel Terkait
Marak Kasus Kekerasan Seksual, Lakukan 9 Tips Ini Agar Terhindar dari Kejadian Serupa
Cara Mengajarkan Pendidikan Seks pada Anak Sesuai Usia untuk Cegah Kekerasan Seksual
Ragam Bentuk Kekerasan Seksual dan Dampak yang Ditimbulkan
Waspada dengan Grooming, Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak yang Sering Tidak Disadari