• Senin, 22 Desember 2025

Fakta di Balik Kompres Hangat: Mitos atau Cara Efektif Mengatasi Bengkak karena Infeksi?

Photo Author
- Selasa, 12 Agustus 2025 | 02:57 WIB
Fakta di balik kompres hangat
Fakta di balik kompres hangat

1. Infeksi Parah atau Menyebar – Bengkak yang disertai demam tinggi, nyeri hebat, atau kemerahan meluas memerlukan penanganan medis, bukan sekadar kompres.

2. Luka Terbuka Luas – Panas dapat meningkatkan risiko perdarahan dan kerusakan jaringan.

3. Pembengkakan Akibat Cedera Akut – Misalnya keseleo atau memar baru, lebih baik menggunakan kompres dingin untuk mencegah peradangan memburuk.

Jika infeksi memburuk atau tidak membaik dalam 48 jam, sebaiknya segera konsultasi ke tenaga medis.

Proses Mengeluarkan Infeksi Lebih Cepat: Fakta Medis

Kompres hangat tidak serta-merta membuat kuman atau nanah tertarik keluar dari tubuh. Yang sebenarnya terjadi adalah panas meningkatkan suplai darah, sehingga tubuh dapat lebih cepat mengirim sel imun untuk melawan infeksi.

Jika abses sudah matang, nanah umumnya akan terdorong keluar melalui pori-pori atau luka kecil. Namun, pada infeksinya dalam atau luas, memerlukan tindakan medis seperti sayatan dan drainase.

Dengan kata lain, kompres hangat memang bisa membantu proses penyembuhan pada kasus ringan, tapi bukan pengganti pengobatan antibiotik atau tindakan medis bila infeksi sudah parah.

Baca Juga: Kisah Pilu dari Seorang Pria di Bandung Meninggal Akibat Infeksi Gigi Berlubang, Ini Kata Dokter!

Cara Aman Melakukan Kompres Hangat

  • Gunakan kain bersih yang sudah direndam dalam air hangat, lalu peras hingga tidak ada air yang menetes.
  • Tempelkan pada area bengkak selama 10–15 menit.
  • Ulangi 2–3 kali sehari sesuai kebutuhan.
  • Hindari suhu terlalu panas agar kulit tidak melepuh.
  • Pastikan peralatan bersih untuk mencegah infeksi tambahan.

Kompres hangat dapat menjadi metode pendukung yang efektif untuk mengurangi bengkak dan membantu proses penyembuhan infeksi ringan. Efek panasnya membantu meningkatkan aliran darah dan mempercepat kerja sistem imun.

Namun, metode ini memiliki batasan dan tidak boleh digunakan pada semua jenis infeksi. Perlu mengenali tanda bahaya dan mencari pertolongan medis apabila kondisinya memburuk atau tidak membaik.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Mayo Clinic, American Academy of Dermatology, NHS

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tips Rumahan Membuat Rambut Menjadi Lembut dan Bercahaya

Minggu, 30 November 2025 | 21:52 WIB

Kapan Harus Berhenti Waxing dan Kapan Harus ke Dokter?

Kamis, 27 November 2025 | 03:22 WIB

Terpopuler

X