penyakit

Mengenal Stevens-Johnson Syndrome: Ketika Alergi Obat Menjadi Ancaman Serius

Minggu, 3 Agustus 2025 | 05:00 WIB
SSJ

SURATDOKTER.comStevens Johnson Syndrome (SJS) adalah kondisi langka pada kulit yang bisa mengancam nyawa apabila tidak segera dideteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Penyakit ini termasuk dalam reaksi alergi berat yang memengaruhi kulit dan membran mukosa, seperti mulut, mata, dan alat kelamin. Meski terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat, memahami gejalanya bisa sangat membantu dalam menghindari risiko fatal.

SJS umumnya muncul sebagai respons tubuh terhadap penggunaan jenis obat-obatan tertentu. Obat-obatan yang paling sering memicu sindrom ini antara lain antibiotik, obat antikejang, dan obat antiinflamasi non-steroid.

Baca Juga: Update Kondisi Kesehatan Jokowi Usai Liburan Bersama Cucu, Ajudan: Bugar tapi Masih Pemulihan

Beberapa kasus juga dilaporkan terjadi akibat infeksi virus, meskipun lebih jarang. Reaksi tubuh tidak selalu langsung muncul setelah konsumsi obat. Dalam banyak kasus, gejala mulai dirasakan beberapa hari hingga dua minggu setelah paparan pertama.

Gejala awalnya sering menyerupai flu, seperti demam, nyeri tubuh, dan rasa tidak enak badan. Namun, dalam waktu singkat, kulit penderita mulai menunjukkan tanda-tanda ruam yang menyebar, melepuh, dan akhirnya mengelupas.

Ruam ini tidak hanya terjadi di permukaan kulit, tetapi juga menyerang jaringan lunak seperti bagian dalam mulut, kelopak mata, dan organ intim. Akibatnya, penderita merasa sangat nyeri dan kesulitan makan, berbicara, bahkan membuka mata.

Ciri khas yang membedakan SJS dari alergi kulit pada umumnya terletak pada seberapa luas area tubuh yang terkena serta tingkat keparahan luka yang muncul.

Pada kasus yang lebih parah, sindrom ini bisa berkembang menjadi toxic epidermal necrolysis (TEN), yaitu kondisi ketika lapisan atas kulit terlepas lebih dari 30% dari total luas tubuh. Pada tahap ini, pasien membutuhkan perawatan intensif seperti halnya pasien luka bakar.

Diagnosis SJS hanya bisa ditegakkan melalui evaluasi klinis dan pemeriksaan penunjang, termasuk biopsi kulit. Pemeriksaan laboratorium seperti tes darah mungkin juga dibutuhkan untuk menyingkirkan penyebab lain.

Karena itu, tidak dianjurkan untuk menyimpulkan sendiri tanpa konsultasi dengan tenaga medis. Penanganan medis secepat mungkin sangat menentukan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.

Baca Juga: Ramai Jokowi Sempat Diduga Alami Stevens Johnson Syndrome, Richard Lee: Ini Jauh Banget dari SSJ

Langkah pertama dalam pengobatan adalah menghentikan konsumsi obat yang dicurigai sebagai pemicu. Selanjutnya, pasien perlu mendapatkan perawatan suportif di rumah sakit.

Ini mencakup pengendalian nyeri, pemberian cairan infus, pengobatan topikal untuk luka, serta pengawasan ketat terhadap risiko infeksi sekunder. Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan terapi imunomodulator untuk menekan reaksi autoimun.

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB