SURATDOKTER.com - Mungkin Anda pernah mendengar tentang dua penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang sama, yaitu Cikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Meskipun keduanya berasal dari nyamuk Aedes aegypti yang sama, namun memiliki karakteristik dan gejala yang berbeda.
Mari kita kenali lebih dalam perbedaan serta persamaan dari kedua penyakit ini.
Virus Cikungunya dan DBD
Cikungunya disebabkan oleh virus Cikungunya (CHIKV) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus ini dapat menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi yang parah, ruam kulit, dan gejala flu yang serupa.
Sementara itu, DBD disebabkan oleh virus Dengue yang juga ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Gejala DBD mencakup demam tinggi, nyeri otot dan sendi, ruam kulit, mual, muntah, dan peningkatan risiko perdarahan yang berpotensi berbahaya.
Persamaan Penyebab Cikungunya dan DBD
Keduanya disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua virus dapat menimbulkan demam, nyeri sendi, dan ruam kulit. Mereka dapat menimbulkan gejala yang serupa seperti flu.
Bedanya Cikungunya dan DBD
1. Gejala Utama
Gejala utama cikungunya adalah nyeri sendi yang parah, terutama di pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki. Demam tinggi dan nyeri otot juga bisa terjadi, namun tidak seberat nyeri sendi.
Gejala utama DBD adalah demam tinggi yang mendadak, seringkali disertai dengan nyeri otot dan sendi. Pada kasus yang lebih parah, DBD dapat menyebabkan perdarahan yang berbahaya.
2. Durasi Gejala
Durasi gejala cikungunya cenderung berlangsung selama beberapa minggu, terutama nyeri sendi yang dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan setelah virus keluar dari tubuh.
Sedangkan durasi gejala DBD umumnya berlangsung sekitar 2-7 hari. Pada beberapa kasus, gejala dapat berlanjut hingga 10 hari.
3. Ruam Kulit
Ruam kulit cikungunya biasanya lebih ringan dan tidak seumum pada DBD. Biasanya terjadi pada tahap awal penyakit.