• Senin, 22 Desember 2025

Mata Anak Dikorbankan Demi Gadget? Kenapa Kacamata Jadi Tren di Usia Dini

Photo Author
- Sabtu, 29 Maret 2025 | 15:30 WIB
Mata anak karena gadget  (Widhy Lutfiah Marha )
Mata anak karena gadget (Widhy Lutfiah Marha )

Pertanyaannya sekarang: haruskah kita melarang total anak menggunakan gadget?

Solusi Realistis: Bukan Anti-Gadget, Tapi Cerdas Mengatur

Melarang total mungkin tidak realistis. Teknologi sudah menjadi bagian dari kehidupan, termasuk pendidikan anak. Tapi yang bisa dan harus dilakukan adalah mengatur durasi dan cara penggunaannya.

Para ahli menyarankan prinsip 20-20-20: setiap 20 menit menatap layar, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat benda sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter). Selain itu, penting untuk mendorong anak bermain di luar ruangan minimal 1-2 jam per hari. Cahaya alami dari luar terbukti membantu mengurangi risiko miopi.

Dan yang paling penting: jadilah contoh. Anak akan meniru kebiasaan orang tua. Jika kita terus-terusan menatap layar, bagaimana kita bisa berharap mereka tidak melakukan hal yang sama?

Baca Juga: Benarkah Dampak Anak Makan Sambil Main HP Tidak Baik, Ikuti Teknik Lahap tanpa Gadget ini

Kacamata Bukan Solusi, Hanya Penyelamat Sementara

Kacamata memang membantu anak melihat dengan jelas, tapi bukan solusi jangka panjang. Yang harus kita ubah adalah gaya hidup dan kebiasaan, agar mata anak tidak terus-menerus tertekan.

Jika tidak, kacamata hanya akan menjadi awal dari masalah kesehatan mata yang lebih kompleks di masa depan.

Teknologi bukan musuh, tapi cara kita menggunakannya bisa menjadi bumerang bagi generasi penerus. Mata anak adalah aset yang tidak tergantikan. Jangan sampai karena kenyamanan sesaat, kita mengorbankan masa depan penglihatan mereka.

Pertanyaannya kini: masihkah kita membiarkan mereka asyik dengan layar tanpa batas? Atau sudah waktunya kita buka mata, dan mulai menjaga mata mereka sebelum terlambat?

 *** 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X