• Senin, 22 Desember 2025

Pengaruh Golongan Darah Terhadap Risiko Stroke, Cek Faktanya!

Photo Author
- Rabu, 14 Februari 2024 | 08:00 WIB
Ilustrasi mengenai stroke (dokumentasi tim suratdokter.com)
Ilustrasi mengenai stroke (dokumentasi tim suratdokter.com)

Mereka menemukan perbedaan genetik yang signifikan antara pasien yang pernah mengalami stroke dan yang tidak.

Hasil dari anilisisnya, hubungan terbesar risiko stroke ada kaitannya dengan golongan darah A dan O.

Baca Juga: Penyakit Potensial Golongan Darah O dan Ketahui Cara Mencegahnya

Menurut penelitian, mereka yang bergolongan darah A memiliki peluang tertinggi terkena stroke dini.

Orang yang menderita stroke juga lebih mungkin memiliki golongan darah B dibandingkan kelompok kontrol.

Sebaliknya, individu dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah terkena stroke, termasuk stroke dini.

Orang dengan golongan darah A juga mungkin lebih rentan terhadap pembentukan bekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko stroke.

Tindakan Pencegahan Risiko Stroke

Setelah Anda mengetahui pengaruh golongan darah dan stroke, Anda perlu tahu cara mencegahnya.

Meskipun orang tidak dapat mengubah golongan darah, ada faktor risiko stroke lain yang dapat Anda jadikan perhatian untuk membantu meminimalkan risikonya.

Misalnya, merokok, obesitas, diabetes melitus, peningkatan kolesterol, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko stroke.

Bahkan, mereka yang memiliki golongan darah yang membuat mereka lebih rentan terhadap stroke dapat mengambil tindakan untuk mengubah faktor risiko tersebut sehingga menurunkan risiko stroke.

Baca Juga: Wajib Tahu! Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke Ringan

Untuk mencegah terjadinya stroke atau mengurangi risiko terulangnya stroke, berikut adalah caranya:

  • Coba Berhenti merokok atau tidak merokok sepenuhnya.
  • Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, simpan blood pressure machine di rumah dan pantau pengukuran Anda setiap hari.
  • Konsumsi makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, makanan laut, dan kacang-kacangan.
  • Penelitian menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik setidaknya 2,5 jam seminggu selama tiga bulan setelah stroke dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Selain itu, Bergerak sepuluh menit setiap hari lebih bermanfaat daripada tidak melakukan apa pun.

Anda juga dapat selalu berkonsultasi dengan dokter maupun professional medis lainnya terkait gaya hidup sehat dan mengatasi potensi masalah kesehatan, termasuk stroke.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Everyday Health, euronews, Neurology.org, ahajournals.org

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X