- Usia: Tinnitus bisa terjadi karena menurunnya kemampuan untuk mendengar seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kepekaan saraf di telinga akan menurun. Ini disebut dengan presbikusis dan bisa terjadi kepada orang yang telah berusia 75 tahun.
- Kerusakan telinga bagian dalam: Rambut-rambut kecil pada bagian telinga dalam akan mengikuti tekanan gelombang suara, sehingga akan memicu sel-sel di telinga untuk melepaskan sinyal listrik. Sinyal tersebut bergerak ke otak lewat saraf pendengaran dan akan menafsirkannya sebagai suara. Jika sel-sel rambut itu rusak, maka akan memicu impuls listrik yang acak ke otak, sehingga menyebabkan bunyi berdenging di telinga kamu.
- Paparan suara yang nyaring: Telinga berdenging juga bisa terjadi karena suara atau bunyi-bunyian yang kencang. Jika suara nyaring tersebut masuk ke telinga secara terus-menerus, maka akan mengakibatkan tinnitus. Namun, tinnitus juga bisa terjadi karena suara keras yang hanya terjadi sekali saja, misalnya seperti suara dari ledakan bom yang membuat sakit telinga.
- Memiliki atau terjangkit penyakit tertentu: Terdapat beberapa penyakit yang bisa menyebabkan tinnitus, misalnya hipertiroidisme, neuroma akustik, penyakit meniere, dan infeksi pada telinga tengah. Selain itu, telinga yang mendenging bisa juga karena gangguan kardiovaskular, misalnya hipertensi atau aterosklerosis.
Cara Mengatasi Telinga Berdenging
Dilansir dari laman Miracle-Ear, belum ada metode yang terbukti secara ilmiah bisa menyembuhkan tinnitus.
Namun, kamu masih bisa mengatasi atau meminimalisir terjadinya telinga yang berdenging, misalnya:
- Mengistirahatkan telinga kurang lebih 1 jam setelah pemakaian earphone/headphone. Selain itu, atur volume earphone/headphone di angka 60 persen saja.
- Memakai pelindung telinga jika kamu melakukan aktivitas di dekat dengan hal yang menimbulkan suara keras atau bising. Misalnya pada ruangan bermesin, konser musik, hingga di dalam pesawat.
- Jika telinga berdenging ketika hening, kamu bisa menyalakan radio atau musik santai untuk mengalihkan perhatian.
Selain itu, jika kamu merasa tinnitus yang kamu alami merasa semakin mengganggu, maka segera periksakan dan konsultasi.
Bila hasil pemeriksaan sudah keluar, biasanya kamu akan mendapatkan pilihan pengobatan seperti:
1. Membersihkan Telinga dari Kotoran
Cara pertama yang bisa kamu pilih untuk mengatasi tinnitus adalah membersihkan kotoran di telinga.
Biasanya, metode ini akan dokter lakukan dengan menggunakan air hangat atau alat khusus untuk menghisap kotoran.
Alat tersebut biasanya seperti sendok serumen, forceps (semacam penjepit khusus), hingga menggunakan alat penyedot khusus (suction).
2. Mengonsumsi Obat-Obatan
Obat-obatan bisa menjadi opsi untuk mengatasi tinnitus. Nantinya, kamu akan mendapatkan resep dokter, yang biasanya berupa obat peradangan atau infeksi.
Namun, tidak menutup kemungkinan juga dokter memberikan obat anti depresan atau penenang jika memang pasien perlukan.
Selain itu, dosis yang akan kamu terima akan berkurang jika tinnitus yang kamu rasakan berkurang
3. Terapi
Metode pengobatan terakhir yang bisa kamu pilih adalah terapi pendengaran. Pada terapi pendengaran, biasanya dokter akan menggunakan alat bantu dengar untuk meredakan dengingan.
Terapi ini akan kamu lakukan dalam durasi waktu tertentu Adapun beberapa jenis terapinya antara lain:
- Ocean wave (gelombang laut): Sesuai namanya, terapi ini akan memperdengarkan gelombang laut yang menenangkan dan bisa menghilangkan stres.
- Notch therapy: Terapi ini berbeda dengan program terapi suara. Nantinya, notch therapy akan memperkuat suara yang masuk sekaligus menghilangkan frekuensi tinitus kamu. Hal tersebut dapat mengurangi tinnitus yang kamu rasakan dan berpotensi menghilangkannya.
Periksakan Jika Telinga Berdenging Semakin Mengganggu!
Tinnitus adalah kondisi, di mana orang yang mendengar bunyi berdenging di telinga dan sekaligus gejala akan penyakit tertentu.
Artikel Terkait
Penting! Cara Aman Mengatasi Telinga Kemasukan Serangga