• Senin, 22 Desember 2025

Mitos Stroke yang Perlu Diwaspadai, Tidak Hanya Menyerang Orang Tua

Photo Author
- Kamis, 15 Februari 2024 | 09:30 WIB
ilustrasi mitos terkait stroke (freepik/Lifestylememory)
ilustrasi mitos terkait stroke (freepik/Lifestylememory)


SURATDOKTER.COM - Penyakit stroke merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia. Meskipun demikian banyak mitos yang kurang tepat terkait stroke.

Penyakit stroke merupakan kondisi berkurangnya kemampuan neurologi fokal yang dapat berlangsung selama 24 jam atau lebih lama dan dapat menyebabkan kematian.

Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Otak yang kekurangan darah dan oksigen membuat sel-sel di area tersebut mati.

Gejala Stroke

Gelaja stroke dapat dilihat secara langsung ketika terjadi serangan. Gejala yang terjadi dapat bervariasi sesuai dengan bagian otak yang diserang dan tingkat keparahannya.

Setidaknya terdapat beberapa kondisi yang dapat dilihat untuk mengetahui gejala stroke:

1. Salah satu sisi wajah terlihat turun dari bagian yang lain.

2. Ketidakmampuan untuk mengangkat tangan karena telah mati rasa.

3. Ketidakjelasan dalam berbicara atau tidak dapat berbicara sama sekali.

Gejala tersebut dapat terlihat ketika serangan stroke terjadi. Biasanya serangan stroke terjadi tiba-tiba sehingga perlu penanganan cepat setelahnya.

Baca Juga: 7 Mitos yang Salah Tentang Kepribadian Introvert, Kamu Harus Tahu Ini

Mitos dan Fakta tentang Stroke

1. Stroke Hanya Dialami oleh Orang Tua

Tidak dapat dipungkiri bahwa umur merupakan salah satu faktor penyebab stroke. Risiko terkena stroke akan meningkat dua kali lipat ketika seseorang telah mencapai umur 55 tahun.

Namun, perlu dipahami bahwa umur bukanlah satu-satunya faktor.

Masih terdapat banyak faktor penyebab lainnya seperti gaya hidup, jarang olahraga dan sering konsumsi junk food.

Stroke dapat menyerang anak muda jika tidak memperhatikan faktor-faktor tersebut.

2. Gejala Stroke Hilang Maka Tidak Perlu Menemui Dokter

Faktanya meskipun gejala stroke hilang tetap harus menemui dokter untuk mendapat perawatan khusus.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: kemkes.go.id, emc.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X