• Senin, 22 Desember 2025

ISPA vs Influenza: Pahami Perbedaan Gejala dan Karakteristiknya

Photo Author
- Sabtu, 11 Mei 2024 | 13:00 WIB
Perbedaan ISPA dan Influenza  (pixabay.com/4330009)
Perbedaan ISPA dan Influenza (pixabay.com/4330009)

SURATDOKTER.com - Terkadang, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan influenza disalahartikan sebagai penyakit yang sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang penting. 

Meskipun gejalanya serupa, seperti demam, bersin, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, dan hidung meler, ISPA dan influenza memiliki karakteristik yang berbeda.

Influenza, atau yang lebih dikenal sebagai flu, tidak termasuk dalam kategori infeksi saluran pernapasan atas. 

Baca Juga: Penyakit Gagal Ginjal: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Hal ini dikarenakan flu memiliki efek yang lebih merata dalam tubuh, memengaruhi sistem pernapasan atas dan bawah. Sebaliknya, ISPA lebih spesifik mengenai saluran pernapasan atas.

Selain itu, perbedaan mendasar antara ISPA dan influenza terletak pada penyebabnya. 

ISPA dapat disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri, termasuk virus yang menyebabkan pilek biasa. Sementara influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, dan kadang-kadang tipe C. 

Baca Juga: Waspada! Varian Baru COVID-19 Kembali Menyerang, Eris Mulai Membayangi, Ini Ciri dan Gejalanya

Keberagaman penyebab membedakan dua kondisi ini dari segi sumber infeksinya.

Dengan mengetahui karakteristik masing-masing kondisi, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit.

Jenis-jenis ISPA

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang tergolong sebagai ISPA.

Epiglotis

Epiglotis adalah lipatan jaringan kecil yang terletak di pangkal tenggorokan, tepat di atas pita suara. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dan cairan masuk ke saluran pernapasan saat kita menelan.

Jika infeksi terjadi di saluran epiglotis, itu bisa menyebabkan kondisi yang disebut epiglotitis. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri dan dapat berkembang dengan cepat, menyebabkan pembengkakan pada epiglotis.

Pembengkakan ini dapat menghalangi jalan napas, menyebabkan kesulitan bernapas, suara serak, dan bahkan bahaya serius bagi pasien.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB

Terpopuler

X