SURATDOKTER.com - Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) mulai mempersiapkan rekrutmen petugas haji untuk pelaksanaan ibadah haji tahun 2026.
Rencananya, proses seleksi akan dibuka pada November 2025, dan para peserta yang lolos nantinya wajib menjalani pelatihan intensif di barak pelatihan khusus.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan kualitas pelayanan haji semakin baik, sekaligus menyiapkan tenaga lapangan yang tangguh secara fisik dan matang secara mental dalam mendampingi jemaah di Tanah Suci.
Baca Juga: 446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024
Pelatihan di Barak: Membangun Fisik, Pengetahuan, dan Bahasa
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan bahwa pelatihan bagi petugas yang lolos seleksi akan berlangsung selama tiga hingga empat minggu sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Selama masa pelatihan di barak, peserta akan dibekali tiga kompetensi utama, yakni ketahanan fisik, pemahaman dasar fikih haji, serta kemampuan bahasa Arab dasar.
Fokus utama pelatihan ini bukan hanya membangun kekuatan fisik, tetapi juga kemampuan komunikasi dan pemahaman keagamaan yang mendalam.
Para petugas diharapkan siap menghadapi kondisi lapangan yang berat — mulai dari cuaca ekstrem, mobilitas tinggi, hingga menghadapi ribuan jemaah dengan latar belakang berbeda.
Dalam konteks kesehatan kerja, pembekalan fisik menjadi hal penting. Ketahanan tubuh yang baik dapat menekan risiko kelelahan ekstrem, dehidrasi, dan cedera otot selama bertugas di bawah suhu tinggi di Arab Saudi yang bisa mencapai 45°C.
Oleh sebab itu, pelatihan juga mencakup tes daya tahan tubuh, pelatihan jalan cepat, serta simulasi evakuasi jemaah lansia dan sakit.
Bekal Mental dan Spiritual yang Tak Kalah Penting
Selain pelatihan fisik, pembekalan fikih dasar haji juga menjadi bagian penting dalam proses pendidikan calon petugas.
Mereka akan dilatih untuk memahami tata cara ibadah, hukum-hukum haji, serta panduan spiritual agar mampu membantu jemaah yang membutuhkan penjelasan di lapangan.
Dalam konteks pelayanan kesehatan spiritual, pengetahuan ini turut memperkuat empati dan komunikasi antarpetugas dan jemaah, yang menjadi faktor penting dalam mengurangi stres selama pelaksanaan ibadah.
Artikel Terkait
Perang Israel-Iran Sempat Mengganggu Penerbangan Pulang Jemaah Haji Indonesia ke Tanah Air, Begini Update Terbaru dari Menteri Agama
418 Jemaah dari Indonesia Meninggal Dunia saat Haji, Kemenkes Tegas Minta Seleksi Kesehatan Makin Diperketat
Prabowo–MBS Bahas Peningkatan Fasilitas Kesehatan dan Pelayanan Haji
Tarif Retribusi Layanan Kesehatan Bagian 10: Pelayanan Kesehatan Haji, Pengujian Kesehatan, Rujukan dan Transportasi
446 Jemaah Haji Indonesia Wafat Selama Operasional Haji 2025, Kemenkes: Menurun dari Tahun 2024