SURATDOKTER.com - Kasus dugaan insiden keamanan pangan mencuat di SMAN 1 Yogyakarta setelah ratusan siswa dilaporkan mengalami gejala sakit perut hampir bersamaan pada Kamis dini hari, 16 Oktober 2025.
Kejadian ini terjadi di tengah pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
Pihak sekolah menyampaikan bahwa laporan pertama diterima pada pagi hari. Setelah itu, sekolah segera menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa untuk memetakan kondisi kesehatan mereka.
Baca Juga: Menkeu Purbaya dan BGN Berbeda Pandangan Soal Rp70 Triliun Dana MBG yang Dikembalikan
Dari hasil pendataan, lebih dari 400 siswa diketahui mengalami gejala diare dalam waktu yang berdekatan, yaitu antara pukul 01.00 hingga 03.00 dini hari.
Kondisi Sekolah Masih Berjalan Normal
Meski banyak siswa yang melaporkan gejala tidak nyaman di perut, kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berlangsung seperti biasa. Tidak ada siswa yang harus dirujuk ke rumah sakit, dan seluruh aktivitas belajar tetap berjalan hingga siang hari.
Sebanyak 426 siswa dari total 972 siswa dilaporkan mengalami diare ringan, sementara sekitar 32 siswa tercatat tidak hadir pada hari tersebut. Meski begitu, pihak sekolah memastikan seluruh siswa berada dalam kondisi yang terkendali dan telah mendapatkan pemantauan.
Tim Gabungan Lakukan Penelusuran Lapangan
Sebagai tindak lanjut, tim gabungan dari Badan Gizi Nasional, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, dan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta langsung diterjunkan untuk menyelidiki penyebab munculnya gejala tersebut.
Langkah awal yang dilakukan adalah pengambilan sampel makanan yang dikonsumsi siswa untuk diuji di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan faktor penyebab—apakah dari bahan makanan, proses pengolahan, atau distribusi.
Kepala Kantor Pemenuhan Gizi Sleman, Harsono, menyebut bahwa investigasi dilakukan dengan hati-hati agar hasil yang diperoleh akurat. Ia juga meminta masyarakat dan orang tua siswa tetap tenang hingga hasil resmi diumumkan.
Baca Juga: Menu MBG Rp10.000 per Porsi: Dari Sajian Rumahan di Sukabumi hingga Versi Minimalis di Depok
BGN Tegaskan Komitmen Keamanan Pangan Nasional
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa keamanan pangan menjadi prioritas utama dalam seluruh kegiatan MBG.
Ia menjelaskan bahwa keamanan pangan tidak hanya berkaitan dengan kebersihan makanan, tetapi juga menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap sistem gizi nasional.
Sebagai langkah cepat, BGN menginstruksikan penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyalurkan makanan ke sekolah tersebut.
Artikel Terkait
Prabowo Soroti Lonjakan Kasus Keracunan MBG, Tegaskan Evaluasi Total dan Larangan Politisasi
Kasus Keracunan Massal Cederai Citra MBG, Presiden Prabowo dan BGN Tegaskan Tujuan Awal: Pemenuhan Gizi Anak Indonesia
Kritik Menu MBG Pakai Burger, BGN Siapkan Langkah Baru Gandeng UMKM Lokal dan Larang Produk Pabrikan
Menu MBG Rp10.000 per Porsi: Dari Sajian Rumahan di Sukabumi hingga Versi Minimalis di Depok
Menkeu Purbaya dan BGN Berbeda Pandangan Soal Rp70 Triliun Dana MBG yang Dikembalikan