Tujuannya adalah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh tahapan pengelolaan makanan—mulai dari bahan baku, penyimpanan, hingga distribusi.
Langkah evaluasi ini merupakan bagian dari sistem tanggap darurat BGN untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari. Setiap SPPG di berbagai daerah akan kembali ditinjau, terutama dalam hal standar kebersihan dapur, suhu penyimpanan, serta kualitas bahan pangan.
BGN juga bekerja sama dengan BPOM dan Kemenkes dalam pengawasan eksternal agar kualitas dan keamanan pangan di seluruh sekolah penerima MBG tetap terjaga.
Baca Juga: Prabowo Soroti Lonjakan Kasus Keracunan MBG, Tegaskan Evaluasi Total dan Larangan Politisasi
Kejadian di SMAN 1 Yogyakarta menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat dalam setiap program gizi nasional. Meskipun tidak ada korban serius, insiden ini menegaskan bahwa keamanan pangan harus dijaga dengan disiplin di setiap tahap distribusi.
BGN menyatakan komitmennya untuk memperkuat sistem monitoring, agar program MBG tetap menjadi solusi gizi yang aman, sehat, dan berkelanjutan bagi anak-anak Indonesia.***
Artikel Terkait
Prabowo Soroti Lonjakan Kasus Keracunan MBG, Tegaskan Evaluasi Total dan Larangan Politisasi
Kasus Keracunan Massal Cederai Citra MBG, Presiden Prabowo dan BGN Tegaskan Tujuan Awal: Pemenuhan Gizi Anak Indonesia
Kritik Menu MBG Pakai Burger, BGN Siapkan Langkah Baru Gandeng UMKM Lokal dan Larang Produk Pabrikan
Menu MBG Rp10.000 per Porsi: Dari Sajian Rumahan di Sukabumi hingga Versi Minimalis di Depok
Menkeu Purbaya dan BGN Berbeda Pandangan Soal Rp70 Triliun Dana MBG yang Dikembalikan