• Senin, 22 Desember 2025

Tangis Permintaan Maaf Wakil Kepala BGN di Tengah Ribuan Siswa Korban Keracunan MBG

Photo Author
- Jumat, 17 Oktober 2025 | 05:37 WIB
Tangis permintaan maaf wakil kepala BGN
Tangis permintaan maaf wakil kepala BGN

SURATDOKTER.com - Gelombang kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menyita perhatian publik di berbagai wilayah Indonesia.

Hingga akhir September 2025, tercatat lebih dari 6.000 siswa menjadi korban di berbagai daerah, dari Jawa hingga Sulawesi.

Kondisi ini menimbulkan duka mendalam, terutama bagi pihak Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjadi pelaksana utama program.

Baca Juga: Kearifan Lokal di Menu MBG: Antara Nilai Budaya dan Risiko Kesehatan

Dalam suasana haru di Jakarta, Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat, terutama kepada para siswa dan orang tua yang terdampak.

Dengan suara bergetar, ia mengakui bahwa kejadian ini bukan sekadar data atau angka, melainkan soal keselamatan anak-anak bangsa.

Permintaan Maaf di Tengah Krisis Kepercayaan

Dalam konferensi pers pada Jumat, 26 September 2025, Nanik tak kuasa menahan tangis ketika berbicara tentang ribuan siswa yang mengalami gejala keracunan. Ia menegaskan bahwa setiap kasus yang menimpa anak-anak menjadi tanggung jawab moral dan operasional BGN.

Sebagai seorang ibu, Nanik menyebut dirinya turut merasakan kecemasan para orang tua yang anaknya menjadi korban. Ia berjanji akan melakukan perbaikan total terhadap sistem pengawasan, kualitas bahan pangan, dan standar kebersihan di dapur penyedia MBG (SPPG).

Menurut data yang dihimpun BGN per 22 September 2025, 4.711 korban keracunan telah dilaporkan secara resmi. Namun, laporan independen dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menunjukkan jumlah yang lebih tinggi, yakni 6.452 korban.

Mayoritas kasus terjadi di wilayah Jawa Barat, dengan Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang menjadi daerah paling parah hingga berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB).

Dalam tiga pekan terakhir, insiden serupa terus bermunculan di berbagai daerah.
Kasus terbaru dilaporkan di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, pada 26 September 2025, di mana lebih dari 100 siswa harus dirawat di fasilitas kesehatan setelah mengonsumsi menu MBG di sekolah.

Baca Juga: Badai Keracunan Massal Terpa Program MBG: Antara Cita-Cita Gizi dan Krisis Kepercayaan Publik

Secara rinci, data BGN menunjukkan distribusi korban sebagai berikut:

  • Jawa: 2.606 siswa
  • Sumatra: 1.281 siswa
  • Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua: 824 siswa

Sementara catatan JPPI menempatkan Jawa Barat sebagai daerah dengan jumlah tertinggi (2.012 korban), disusul DIY (1.047 korban) dan Jawa Tengah (722 korban).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Promedia, BGN, JPPI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X