Kelompok yang paling rentan terhadap efek samping ini meliputi lansia, penderita gangguan hati atau ginjal, serta individu yang mengonsumsi banyak suplemen tanpa pengawasan medis.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk selalu membaca label produk suplemen dan tidak sembarangan mengonsumsi suplemen dengan kandungan vitamin B6 tinggi, kecuali atas resep dokter untuk kondisi medis tertentu.
BPOM menegaskan komitmennya dalam pengawasan keamanan produk suplemen yang beredar di Indonesia, baik sebelum maupun sesudah dipasarkan.
Koordinasi juga terus dilakukan dengan otoritas pengawasan di Australia, yakni Therapeutic Goods Administration (TGA), guna mendapatkan informasi lebih rinci terkait keamanan produk tersebut.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam memilih dan mengonsumsi suplemen. Kebutuhan nutrisi sebaiknya dipenuhi dari pola makan sehat dan seimbang.
Jika memang memerlukan suplemen, pastikan produk yang dikonsumsi telah terdaftar resmi di BPOM dan dikonsumsi sesuai kebutuhan medis.***
Artikel Terkait
Pakar Mengatakan 7 Makanan Ini Mengandung Vitamin D Paling Tinggi
Studi Terbaru Mengungkapkan Bahwa Kadar Vitamin B12 yang Selama Ini Direkomendasikan Ternyata Tidak Cukup Untuk Mendukung Fungsi Kognitif Para Lansia
Studi Menemukan Bahwa Vitamin K Ternyata Mempengaruhi Fungsi Otak
Sering Lemas, Murung, atau Nyeri Sendi? Waspadai Gejala Kekurangan Vitamin D
Bahaya Tersembunyi Vitamin B6 Berlebih: Suplemen Blackmores Terancam Gugatan Massal