SURATDOKTER.com - Belakangan ini muncul perdebatan mengenai kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang kegiatan study tour bagi siswa sekolah.
Larangan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Nomor 45/pk.03.03/kesra sebagai salah satu langkah strategis dalam membangun dunia pendidikan yang lebih sehat di Jawa Barat.
Dedi menegaskan bahwa kebijakan ini dibuat bukan tanpa alasan. Menurutnya, kegiatan study tour selama ini tidak sepenuhnya mendukung tujuan pendidikan siswa.
Sebaliknya, aktivitas tersebut sering kali hanya dimanfaatkan sebagai sarana meningkatkan ekonomi sektor pariwisata semata.
Dedi melihat fenomena pemanfaatan siswa sebagai objek ekonomi dalam kunjungan wisata merupakan bentuk eksploitasi. Dalam pandangannya, dunia pendidikan seharusnya bebas dari praktik-praktik yang sifatnya komersial dan eksploitatif.
Ia menyatakan bahwa pendidikan harus benar-benar menjadi sarana untuk mengembangkan potensi siswa, bukan untuk kepentingan ekonomi pihak tertentu.
Di samping itu, menurut Dedi, praktik serupa juga sering terjadi dalam lingkungan pendidikan, seperti penjualan buku lembar kerja siswa (LKS), seragam sekolah, dan berbagai kebutuhan lainnya. Ia menilai semua itu sebagai praktik yang harus dihentikan, karena mengaburkan makna sesungguhnya dari tujuan pendidikan.
Meskipun kebijakan larangan ini mendapat tanggapan negatif dari beberapa kalangan pelaku usaha wisata, Dedi justru menghadirkan alternatif untuk tetap meningkatkan daya tarik wisata daerah tanpa harus bergantung pada kunjungan siswa sekolah.
Sebagai solusinya, Dedi mengusulkan agar pemerintah daerah lebih serius memperbaiki kualitas destinasi wisata secara menyeluruh.
Langkah-langkah konkret yang ia sarankan meliputi peningkatan kebersihan di kota dan kabupaten, penataan estetika bangunan, hingga pembersihan sungai-sungai dari sampah yang mencemari lingkungan.
Selain kebersihan, Dedi juga menyoroti pentingnya peningkatan pelayanan di destinasi wisata. Ia menyebut bahwa pedagang lokal dan pemandu wisata harus diberikan pelatihan yang baik agar mampu memberikan pelayanan maksimal bagi wisatawan.
Baca Juga: Polemik Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Pusat Soroti Dampak Kesehatan hingga Perekonomian
Dengan begitu, pengunjung akan merasa nyaman dan terdorong untuk datang kembali ke lokasi wisata tersebut.
Artikel Terkait
Seorang Remaja di Cirebon Hendak Akhiri Hidup Karena Depresi, KINI Jadi Anak Angkat Dedi Mulyadi
Asmaul Husna hingga Filosofi Sunda, Ini Penjelasan Dedi Mulyadi Soal Logo Baru RSUD Welas Asih
Dedi Mulyadi: Pemprov Jabar Siap Bantu Seragam hingga Buku untuk Siswa Kurang Mampu
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Temukan Warga TPA Sarimukti Masak Bangkai Ayam untuk Dimakan
Viral Video Dedi Mulyadi Terbaring di RS, Ini Klarifikasi Lengkap KDM soal Pernyataan 'Tak Pernah Sakit'