• Senin, 22 Desember 2025

2 April 2025: Hari Peduli Autisme Sedunia

Photo Author
- Jumat, 4 April 2025 | 08:09 WIB
Hari peduli autisme sedunia
Hari peduli autisme sedunia

SURATDOKTER.comHari Peduli Autisme Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April merupakan momentum penting untuk meningkatkan kesadaran, penerimaan, dan dukungan terhadap penyandang autisme.

Acara kesehatan global ini bertujuan memperjuangkan hak-hak mereka agar lebih diakui dan dihargai di masyarakat.

Sejak pertama kali ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 18 Desember 2007, peringatan ini terus menjadi sarana advokasi yang kuat dalam mengedukasi masyarakat tentang autisme.

Baca Juga: Kenali Ciri Anak Autis Sejak Dini, Penyebab, Cara Penanganan yang Tepat dan Pencegahannya

Apa Itu Autisme?

Gangguan spektrum autisme (ASD) merupakan kondisi perkembangan yang ditandai dengan perbedaan pada fungsi otak.

Penyandang autisme biasanya menghadapi tantangan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, serta menunjukkan perilaku atau minat yang terbatas dan berulang.

Selain itu, cara mereka bergerak, belajar, atau memberikan perhatian mungkin berbeda dibandingkan dengan individu pada umumnya.

Faktor penyebab autisme masih menjadi fokus penelitian hingga saat ini. Namun, beberapa faktor risiko telah diketahui, termasuk genetika dan kondisi selama kehamilan.

Anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat gangguan psikiatri, seperti skizofrenia atau gangguan afektif, memiliki risiko lebih tinggi mengalami autisme.

Selain itu, bayi yang lahir prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram juga memiliki risiko dua kali lipat. Paparan insektisida tertentu selama kehamilan, terutama pada trimester pertama dan kedua, juga diduga meningkatkan risiko terjadinya autisme pada anak.

Neurodiversitas: Menghargai Perbedaan

Neurodiversitas adalah konsep yang mengakui bahwa perbedaan neurologis merupakan bagian alami dari keragaman manusia.

Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Judy Singer, seorang sosiolog asal Australia, pada akhir 1990-an.

Baca Juga: Mata Anak Dikorbankan Demi Gadget? Kenapa Kacamata Jadi Tren di Usia Dini

Melalui paradigma ini, autisme dipahami sebagai salah satu bentuk keragaman neurologis yang tidak perlu distigmatisasi atau dipandang sebagai kelainan semata.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Detik, Pace Hospital

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X