SURATDOKTER.com - Autism spectrum disorder (ASD) atau yang dikenal masyarakat dengan istilah autis, merupakan salah satu gangguan perkembangan yang terjadi pada anak. Autis bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Lantas, apa saja ciri-ciri anak autis dan bagaimana cara penanganan yang tepat serta tips pencegahannya? Simak pembahasannya berikut ini.
Apa itu Autis?
Autis adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi cara anak berkomunikasi dan berinteraksi dengan hal-hal di sekitarnya. Autis juga dikenal sebagai gangguan spektrum autisme disorder (ASD).
Baca Juga: Atasi Nervous dan Grogi Dengan 5 Trik Ala Psikologi
Anak yang mengalami autis memiliki kesulitan dalam memahami dan menanggapi emosi orang lain.
Mereka juga mungkin memiliki kesulitan dalam menggunakan bahasa dan komunikasi nonverbal. Selain itu, anak autis sering kali memiliki minat dan perilaku yang terbatas dan berulang.
Ciri Anak Autis
Penting bagi orang tua untuk mengenali sedini mungkin ciri-ciri anak mengalami autis, agar penanganan bisa dilakukan dengan tepat. Berikut ciri-ciri anak autis:
1. Gangguan komunikasi dan interaksi sosial
Contohnya:
- Usia 9 bulan, anak tidak bisa menunjukkan ekspresi wajah, misalnya senang, marah, sedih atau terkejut.
- Usia 9 bulan, anak tidak merespon saat dipanggil namanya.
- Usia 12 bulan, anak tidak dapat menggunakan sedikit gerakan saja, seperti tidak bisa melambaikan tangan.
- Usia 18 bulan, anak tidak bisa menunjukkan sesuatu yang menarik baginya.
- Usia 24 bulan, anak tidak memiliki perhatian saat orang lain terluka atau kesal padanya.
- Usia 36 bulan, anak tidak mau ikut bermain dengan anak-anak lain
- Usia 48 bulan, anak tidak suka bermain dengan berpura-pura menjadi orang lain, misalnya menjadi guru atau super hero.
- Usia 60 bulan, anak tak bisa menari, menyanyi, atau berakting seperti anak normal umumnya.
Baca Juga: Psikologi Liburan untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik
2. Gangguan perilaku
Contohnya:
- Marah bila menemukan adanya perubahan kecil.
- Minat yang obsesif.
- Sering mengayunkan tubuh, mengepakkan tangan, atau berputar-putar
- Tidak dapat berkonsentrasi dan akan kesal bila memainkan permainan yang membutuhkan konsentrasi, misalnya permainan menyusun balok.
- Sering mengulangi kata yang berulang-ulang.
- Memainkan permainan yang sama setiap saat.
- Fokus pada satu objek saja, misalnya, roda yang berputar.
3. Gangguan lainnya
Selain gangguan komunikasi dan perilaku, anak autis juga biasanya menunjukan ciri lainnya, seperti:
- Epilepsi.
- Kebiasaan tidur dan makan yang tidak biasa seperti anak normal.
- Sering sembelit.
- Suasana hati atau emosional yang tidak biasa.
- Sering merasa cemas, stres, atau khawatir berlebihan.
- Kurangnya rasa takut atau sebaliknya merasa takut berlebihan.
- Kemampuan bahasa yang lambat.
- Keterampilan gerakan yang lambat.
- Perilaku impulsif, hiperaktif, atau lalai.
- Keterampilan kognitif atau kemampuan belajar yang lambat.
Penyebab Autis
Hingga saat ini penyebab autis tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa autis yang terjadi pada anak berkaitan dengan gen yang dibawanya.
Risiko seorang anak mengalami autis akan meningkat jika memiliki anggota keluarga yang juga mengalami gangguan autis. Risiko tersebut bahkan bisa meningkat hingga 10 kali lipat jika orang tua atau saudara kandungnya memiliki autis.
Selain karena gen, pengaruh lingkungan selama masa kehamilan juga bisa jadi penyebab autis, seperti infeksi virus, paparan zat kimia, konsumsi obat tertentu dan adanya komplikasi.
Artikel Terkait
Begini Peran Ayah Terhadap Perkembangan Psikologi Anak Perempuan
Orang Tua Hebat, Anak Bahagia: Mengungkap Peran Penting Psikologi dalam Pengasuhan
Psikologi Liburan untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Nervous Nggak Percaya Diri? Ini Dia 5 Trik Psikologi untuk Mengatasinya
Atasi Nervous dan Grogi Dengan 5 Trik Ala Psikologi