Ada Apakah Dibalik Ramainya Fenomena Klaim Asuransi Kesehatan di Indonesia?

SURATDOKTER.com - Fenomena peningkatan klaim asuransi kesehatan di Indonesia pada kuartal III-2024 menjadi sorotan banyak pihak.

Berdasarkan laporan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per September 2024, klaim asuransi kesehatan tumbuh drastis hingga 37,2% dengan nilai total mencapai Rp20,91 triliun.

Lonjakan ini melewati batas peningkatan premi asuransi kesehatan yang hanya sebesar Rp14,98 triliun.

Dengan rasio klaim terhadap premi mencapai 139,5%, perusahaan asuransi jiwa pun menghadapi tantangan besar, bahkan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menutup beban klaim.

Baca Juga: PSK di Belgia Kini Menjadi Pekerjaan Resmi: Dapat Asuransi Kesehatan Hingga Dana Pensiun

Kenaikan Klaim yang Signifikan

Peningkatan klaim asuransi kesehatan ini tidak terjadi begitu saja. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, klaim tumbuh 430 basis poin (bps) dari angka 32,9%.

Bahkan, jika dibandingkan dengan akhir tahun 2023, kenaikan tersebut melonjak hingga 1.230 bps dari posisi 24,9%. Fakta ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan semakin meningkat.

Namun, tingginya klaim ini juga menjadi sinyal bahwa banyak masyarakat yang menghadapi tantangan kesehatan lebih serius.

Salah satu penyebabnya mungkin adalah dampak jangka panjang dari pandemi yang mengubah pola hidup banyak orang.

Selain itu, tingginya klaim kesehatan bisa jadi mencerminkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan manfaat asuransi yang mereka miliki.

Ketidakseimbangan Antara Klaim dan Premi

Di sisi lain, tingginya klaim tidak sebanding dengan pertumbuhan premi asuransi kesehatan.

Premi senilai maksimal Rp14,98 triliun ini mengindikasikan adanya ketidakseimbangan yang signifikan.

Baca Juga: Seorang Murid Di Taiwan Berusaha Melakukan Penipuan Asuransi Dengan Pengajuan Frostbite: Kedua Kaki Sudah Diamputasi Juga Sekarang Masuk Penjara

Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi industri asuransi karena rasio klaim terhadap premi yang tinggi membuat perusahaan asuransi harus mencari cara untuk tetap bertahan di tengah tekanan finansial.