SURATDOKTER.com - Baru-baru ini, sebuah kasus anak aniaya bapak kandung trending di media sosial. Pelaku seorang anak laki - laki, tinggal bersama ayahnya yang sudah tua dengan warna rambut yang sudah memutih.
Kasus anak aniaya bapak kandun ini lantaran si bapak kerap lupa atau pikin dalam beberapa tahun belakangan.
Bapaknya sering lupa dalam melakukan kegiatan apa pun yang membuatnya harus menuntun agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Anaknya yang sudah tidak tahan dengan sikap pelupa bapaknya itu langsung emosi. Ia langsung memukul kepala sang bapak dengan tangan kosong hingga terjatuh.
Akibatnya, Bapaknya mengalami luka memar di bagian kepala. Kasus itu kemudian diketahui warga sekitar dan dilaporkan ke pihak yang berwajib.
Kasus ini tentu saja mendapat kecaman dari banyak pihak karena dianggap sebagai tindak kekerasan terhadap orang tua. Seharusnya anaknya bisa bersabar dan berusaha memahami kondisi ayahnya yang sudah renta dan pikun.
Kasus ini menjadi perhatian karena maraknya kekerasan terhadap lansia akibat dipandang sebagai beban bagi keluarga. Hal ini tentu tidak dibenarkan, karena seharusnya orang tua yang sudah renta dan sakit perlu mendapat perawatan serta perlindungan dari keluarga.
Semoga kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu menghormati dan merawat orang tua dengan sabar dan penuh kasih sayang. Tidak ada alasan apapun untuk melakukan kekerasan terhadap siapapun, termasuk orang tua sendiri yang sudah pikun.
Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ini Perbedaan Cara Mendidik Anak Laki-laki dan Anak Perempuan
Dampak Psikologis pada Korban Kekerasan dalam Keluarga
Kekerasan dalam keluarga (KDRT) merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sangat merugikan korban. KDRT tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga psikologis. Dampak psikologis KDRT dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak jangka pendek
Dampak psikologis KDRT yang bersifat jangka pendek dapat berupa:
- Cemas
- Ketakutan
- Depresi
- Sulit tidur
- Mimpi buruk
- Hilangnya rasa percaya diri
- Merasa tidak berdaya
- Mudah marah
- Perilaku agresif
Dampak-dampak tersebut dapat menyebabkan korban mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti belajar, bekerja, atau menjalin hubungan dengan orang lain.
Dampak jangka panjang
Dampak psikologis KDRT yang bersifat jangka panjang dapat berupa:
- Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
- Gangguan kecemasan
- Gangguan depresi
- Gangguan makan
- Gangguan kepribadian
- Gangguan penyalahgunaan zat
- Perilaku berisiko
Dampak-dampak tersebut dapat menyebabkan korban mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya secara normal. Korban dapat menjadi penyendiri, menarik diri dari lingkungan sosial, atau bahkan melakukan tindakan bunuh diri.
Artikel Terkait
Siapa dr Qory? Dokter yang Dikabarkan Hilang Saat Hamil dan Isu KDRT
Isu KDRT Diduga Jadi Penyebab Hilangnya dr Qory, Berikut Cara Menghadapi KDRT
Mengapa Pelaku Perselingkuhan Cenderung Melakukan KDRT?
KDRT Pada Ibu Hamil: Segera Cari Pertolongan Jika Mengalaminya
Kisah Pilu Pengemis Viral 'Aa Kasihan Aa' di Gunung Salak, Ternyata Kerap Dianiaya Suami. Begini Cara Pemulihan Mental Korban KDRT