Pada juli 2012 konflik semakin memuncak ditandai dengan adanya pembakaran besar-besaran terhadap perumahan yang dihuni oleh para etnis rohingya serta penyerangan yang dilakukan oleh kedua belah etnis tersebut.
Terdapat banyak pihak yang mengecam adanya konflik tersebut, dikarenakan pada saat itu myanmar sedang mengalami proses demokrasi.
Salah satu pihak yang mengecam konflik tersebut adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa kita sebut PBB dan Uni Eropa, namun mereka tidak menyalahkan pemerintahan myanmar sebagai penyebab dari konflik tersebut.
Berbagai lembaga seperti HAM (Hak Asasi Manusia) dunia dan Amnesty Internasional menyebutkan bahwa pemerintah myanmar telah melakukan diskriminasi secara sistematis terhadap etnis rohingya sehingga menyebabkan penderitaan etnis rohingya yang tak kunjung usai.
Baca Juga: Aligner dan Behel, Mana yang Lebih baik untuk Anda?
Alasan Banyak Negara yang Menolaknya
Dilansir dari National Public Radio (NPR), terdapat banyak negara yang menolak kapal-kapal warga rohingya berlabuh di wilayah mereka.
Salah satunya negara Indonesia dan Malaysia yang penduduknya mayoritas islam juga menolak hal tersebut untuk mencegah timbul masalah sosial dari para pengungsi.
Selain itu juga mereka tidak ingin dengan menerima pengungsi rohingya tersebut akan membuat gelombang pengungsi menjadi tidak terkendali memasuki negara tersebut.***
Artikel Terkait
Bahaya! Skoliosis Harus Segera Diobati
Ciri Anak Menelan Benda Asing, Orang Tua Wajib Tahu
Cara Menghilangkan Varises Secara Alami, Bisa Lakukan Sendiri di Rumah
Mengenal Golden Garlic yang Disebut Sebagai Harta Karun Dapur
Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Digunakan untuk Mengendalikan Wabah DBD