Presiden myanmar, Thein Sein pada tahun 2012 menegaskan bahwa tidak akan memberikan status kewarganegaraan kepada kelompok rohingya yang dianggap sebagai imigran gelap dan pelintas batas dari bangladesh.
Tidak hanya itu saja yang dapat menyebabkan konflik antar etnis melainkan disebabkan juga oleh adanya ketimpangan ekonomi, agama, superioritas etnis dan kebijakan yang mengandung unsur-unsur etnisitas.
2. Kecemburuan Etnis Rakhine Terhadap Etnis Rohingya
Penyebab ini dikarenakan populasi etnis muslim rohingya dalam beberapa tahun terus meningkat dan dianggap sesuatu yang mengganggu
Keberadaan etnis rohingya ini dianggap dapat mengurangi hak lahan dan ekonomi, khususnya di wilayah Arakan, Rakhine yang menjadi pusat kehidupan etnis muslim rohingya.
Keberadaan etnis rohingya terancam pada tindakan yang sewenang-wenang seperti, penjarahan, pemusnahan tempat tinggal, pembakaran masjid hingga pemerkosaan.
Etnis rohingya banyak yang menjadi korban perampasan tanah, melampiaskan kekecewaannya pada etnis rakhine yang dilindungi oleh pemerintahan.
Setelah kejadian tersebut, tingkat kebencian warga muslim rohingya semakin besar dengan etnis rakhine. Konflik keduanya ini sering menimbulkan kerusakan dan pertikaian yang berlarut-larut di provinsi rakhine.
3. Burmanisasi
Pada masa rezim militer, mulai dari era Ne Win hingga pada tahun 2000. Etnis rohingya menghadapi situasi yang cukup berat dikarenakan adanya diskriminasi dalam skala yang besar yang dilakukan oleh pemerintahan militer myanmar.
Salah satunya yaitu semakin gencarnya kebijakan burmanisasi yang dilakukan dengan menerapkan program model village.
Model village adalah suatu perumahan yang dibangun khusus bagi orang-orang beragama budha seperti, budha rakhine dan orang budha lainnya yang sebagian besar berasal dari etnis burma.
Mereka didatangkan secara massal kemudian dibekali kebutuhan hidup berupa pasokan bahan pangan serta diberikan tempat hunian oleh pemerintah myanmar.
Pemerintahan myanmar menyita tanah etnis rohingya secara paksa untuk membangun model village, kemudian mereka menempatkan etnis rakhine dan orang-orang budha di daerah mayoritas muslim rohingya.
Pemerintah juga mengganti tempat suci rohingya dengan monumen bersejarah dan peninggalan budha berupa biara, pagoda budha hingga asrama untuk para biksu rakhine.
4. Diskriminasi Rohingya Diberitakan Media Internasional
Pada awalnya banyak yang belum mengetahui terjadinya konflik antara etnis rohingya dan rakhine, kemudian pemberitaan media internasional mulai memberitakan fakta-fakta yang terjadi tentang konflik rohingya.
Sehingga hal tersebut memancing emosi dari etnis rakhine yang kemudian berakhir pada konflik yang berkepanjangan.
Artikel Terkait
Bahaya! Skoliosis Harus Segera Diobati
Ciri Anak Menelan Benda Asing, Orang Tua Wajib Tahu
Cara Menghilangkan Varises Secara Alami, Bisa Lakukan Sendiri di Rumah
Mengenal Golden Garlic yang Disebut Sebagai Harta Karun Dapur
Mengenal Nyamuk Wolbachia yang Digunakan untuk Mengendalikan Wabah DBD