SURATDOKTER.com - Belakangan ini muncul tren yang cukup mengkhawatirkan di media sosial: memasak daging menggunakan paracetamol agar cepat empuk.
Video-video yang menunjukkan praktik ini memang berhasil menarik perhatian karena hasil akhirnya tampak menggoda—daging menjadi lunak hanya dalam waktu singkat.
Tapi pertanyaannya, apakah cara ini aman untuk tubuh? Mari kita kupas lebih dalam dari sisi kesehatan.
Apa yang Terjadi Saat Paracetamol Dipanaskan?
Paracetamol (juga dikenal dengan nama lain seperti acetaminophen) adalah obat yang umum digunakan untuk meredakan demam dan nyeri. Dalam dunia medis, obat ini tidak memiliki kaitan dengan kegiatan memasak, apalagi dipanaskan bersama bahan makanan.
Ketika paracetamol dipanaskan, terutama pada suhu tinggi seperti saat merebus atau memasak daging, senyawa kimianya bisa terurai menjadi zat lain yang belum tentu aman.
Beberapa hasil dekomposisi paracetamol bisa menghasilkan senyawa beracun seperti p-aminophenol, yang diketahui bersifat hepatotoksik atau merusak hati.
Lebih jauh lagi, jika pemanasan berlangsung lama atau mencapai suhu tinggi (seperti pada teknik memasak presto atau pressure cooker), struktur kimia paracetamol bisa berubah menjadi senyawa karsinogenik (pemicu kanker), meskipun dalam jumlah kecil. Hal ini tentu sangat membahayakan jika dikonsumsi secara berulang.
Mengapa Paracetamol Membuat Daging Empuk?
Paracetamol termasuk dalam golongan senyawa organik yang memiliki gugus fenol dan amida. Saat dimasukkan ke dalam air panas, senyawa ini bisa memengaruhi struktur protein pada daging, membuatnya lebih cepat melunak.
Namun, efek ini tidak sebanding dengan risiko yang ditimbulkannya. Memasak makanan bukanlah fungsi yang dirancang untuk paracetamol, dan tidak ada uji keamanan yang mendukung penggunaannya dalam konteks ini.
Baca Juga: Banyak Konsumsi Olahan Daging? Ini 4 Makanan yang Bisa Jadi Penetral
Apa Bahayanya bagi Tubuh?
Mengonsumsi daging yang dimasak dengan paracetamol bisa menyebabkan berbagai efek samping, terutama jika dilakukan secara terus-menerus. Di antaranya:
-
Kerusakan hati: Paracetamol secara oral pun bisa merusak hati jika dikonsumsi berlebihan. Ketika dicerna dalam bentuk senyawa hasil pemanasan, efek toksiknya bisa lebih tinggi.
-
Gangguan ginjal: Beberapa studi menunjukkan bahwa metabolit paracetamol bisa merusak jaringan ginjal, apalagi jika masuk lewat makanan dalam dosis tidak terkendali.
Artikel Terkait
Idul Adha 2025: Siapa yang Berhak Menerima Daging Kurban? Ini Pembagian yang Benar
Idul Adha 2025: Apakah Boleh Daging Kurban Dibagikan untuk Umat Non-Muslim? Ini Penjelasannya
5 Bahan yang Bisa Membuat Daging Lebih Empuk saat Dimasak, Gampang Ditemukan di Dapur Rumah
Banyak Konsumsi Olahan Daging? Ini 4 Makanan yang Bisa Jadi Penetral
4 Tanda-tanda yang Langsung Terlihat saat Tubuh Mulai Kebanyakan Makan Daging, dari Bau Mulut hingga Sembelit