kesehatan

Bahaya Makanan Ultra-Proses bagi Kesehatan Reproduksi dan Metabolisme Pria

Minggu, 28 September 2025 | 14:00 WIB
Bahaya makanan ultra-proses

SURATDOKTER.com - Makanan ultra-proses (UPF / ultra-processed food) kini makin mendapat sorotan karena dampaknya tidak cuma pada berat badan atau penyakit jantung, tetapi juga pada fungsi reproduksi pria dan kesehatan metabolik.

Sebuah studi terbaru memperlihatkan bahwa konsumsi makanan jenis ini bisa mengganggu hormon, menurunkan kualitas sperma, dan memicu kenaikan lemak tubuh bahkan bila kalori yang dikonsumsi sama dengan makanan tidak-proses.

Artikel ini membahas temuan tersebut, mekanismenya, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.

Baca Juga: Banyak Konsumsi Olahan Daging? Ini 4 Makanan yang Bisa Jadi Penetral

Apa Itu Makanan Ultra-Proses?

Makanan ultra-proses adalah makanan yang dibuat secara industri dengan banyak bahan tambahan — gula, garam, lemak, pengawet, pewarna, dan pemrosesan fisik kimia panjang.

Contohnya termasuk camilan kemasan, minuman manis, sereal manis, makanan cepat saji, dan produk makanan beku siap saji. Makanan ini biasanya rendah serat, rendah mikronutrien, tetapi tinggi energi dan zat tambahan lainnya.

Temuan Studi Terbaru yang Mencemaskan

  • Penelitian dari University of Copenhagen (CBMR) melibatkan 43 pria sehat usia 20-35 tahun yang menjalani dua jenis diet: satu diet hampir seluruhnya ultra-proses, dan satu diet tidak-proses/ minim-proses.
  • Durasi setiap diet adalah tiga minggu, dengan jeda “washout” sekitar tiga bulan antara dua periode diet agar efek dari diet sebelumnya berkurang.
  • Hasilnya, meskipun kalori, protein, lemak, dan karbohidrat pada kedua diet hampir sama, pria yang memakai diet ultra-proses mengalami kenaikan massa lemak tubuh lebih banyak dibanding diet tidak-proses.
  • Selain itu, ditemukan perubahan hormon penting seperti penurunan testosteron dan hormon folikel-stimulating hormone (FSH) — hormon yang penting dalam produksi sperma.
  • Kualitas sperma juga menunjukkan kecenderungan memburuk, terutama dalam gerak (motilitas) sperma.
  • Terlebih lagi, penelitian mencatat adanya peningkatan kadar polutan pengganggu hormon (endocrine disruptors), seperti phthalate “cxMINP”, dalam darah peserta yang mengonsumsi diet ultra-proses.

Baca Juga: Waspada! Jika Menemukan Makanan Dengan Ciri Ini, Mungkin Mengandung Minyak Babi

Mekanisme: Kenapa UPF Bisa Berdampak Negatif

Beberapa mekanisme yang mungkin menjelaskan mengapa UPF bisa membahayakan reproduksi dan metabolisme pria antara lain:

  1. Disrupsi hormon — Zat-zat dalam makanan ultra-proses dan kemasannya (seperti phthalat) bisa mengganggu pengaturan hormon, terutama hormon seks pria. Penurunan testosteron dan FSH bisa menghambat produksi sperma.

  2. Peradangan dan stres oksidatif — UPF dapat memicu respons inflamasi dan stres oksidatif dalam tubuh, yang dapat mengganggu sel-sel testis dan sel-β pada pankreas. Ini juga mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.

  3. Penambahan lemak tubuh — Bahkan dengan asupan kalori yang sama, diet ultra-proses terbukti menyebabkan akumulasi lemak tubuh lebih tinggi dibanding makanan minim-proses. Lemak tubuh yang tinggi sering dikaitkan sendiri dengan gangguan fungsi hormon dan infertilitas.

  4. Polutan lingkungan — Bahan pengawet, zat dalam kemasan plastik, dan aditif dalam UPF mungkin menimbulkan paparan tambahan terhadap bahan kimia yang mengganggu kerja hormon reproduksi.

Baca Juga: Membedakan Gejala Infeksi E.Coli Dengan Keracunan Makanan Biasa

Risiko Jangka Panjang

Jika konsumsi makanan ultra-proses dilakukan terus-menerus dan dalam jangka panjang, beberapa risiko yang mungkin muncul meliputi:

Halaman:

Tags

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB