Salah satu kekhawatiran utama adalah efek negatif fluoride pada perkembangan intelektual anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kadar fluoride yang tinggi dengan penurunan IQ pada anak laki-laki.
Namun, penelitian tersebut banyak dikritik karena metode yang kurang kuat dan hasil yang tidak konsisten. Sebaliknya, penelitian berbasis populasi yang lebih besar tidak menunjukkan hubungan langsung antara paparan fluoride pada tingkat aman dan gangguan perkembangan kognitif.
Efek Samping Fluoride: Mitos atau Fakta?
Efek samping terbesar dari fluoride yang banyak dibicarakan adalah fluorosis gigi. Fluorosis terjadi ketika seseorang mengonsumsi fluoride dalam jumlah berlebihan, terutama pada masa anak-anak ketika gigi sedang berkembang.
Efeknya berupa bintik putih pada gigi yang umumnya tidak berbahaya. Pada konsentrasi yang sangat tinggi, fluorosis dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, tetapi kasus seperti ini sangat jarang terjadi di Amerika Serikat.
Ada juga kekhawatiran bahwa fluoride dapat menyebabkan kanker tulang atau patah tulang pinggul pada orang dewasa. Namun, penelitian ekstensif tidak menemukan bukti yang mendukung klaim ini.
Faktanya, jumlah fluoride dalam air minum yang direkomendasikan oleh badan kesehatan masih berada jauh di bawah tingkat yang dianggap berbahaya.
Apakah Masih Perlu Menambahkan Fluoride ke dalam Air Minum?
Di era modern ini, akses ke pasta gigi berfluoride dan perawatan gigi memang semakin mudah. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang dapat mengakses layanan kesehatan gigi secara rutin.
Fluoridasi air tetap dianggap sebagai langkah pencegahan paling efektif dan hemat biaya, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang mungkin tidak mampu membeli produk kesehatan gigi secara teratur.
Pengalaman beberapa kota yang menghentikan fluoridasi air juga menunjukkan dampak negatif. Misalnya, setelah kota Calgary di Kanada menghentikan program fluoridasi pada tahun 2011, terjadi peningkatan tajam pada kasus gigi berlubang, terutama pada anak-anak.
Hal ini membuktikan bahwa keberadaan fluoride dalam air minum masih sangat penting untuk kesehatan mulut masyarakat luas.
Mengapa Fluoride Tetap Dibutuhkan?
Keberadaan fluoride dalam air minum bukan hanya soal kebiasaan lama, tetapi juga karena efektivitasnya dalam menurunkan angka kerusakan gigi. Fluoride telah membantu mengurangi ketimpangan kesehatan mulut di banyak daerah, termasuk komunitas berpenghasilan rendah.
Artikel Terkait
Jangan Anggap Sepele Gigi Berlubang: Bisa Berujung Kematian
Kisah Wanita yang Hampir Meninggal Karena Cabut Gigi!
Waktu Terbaik Untuk Menggosok Gigi: Sebelum Atau Sesudah Sarapan?
Kisah Pilu dari Seorang Pria di Bandung Meninggal Akibat Infeksi Gigi Berlubang, Ini Kata Dokter!
Apa Benar Tidak Boleh Paksa Anak Untuk Sikat Gigi, Nanti Trauma: Berikut Tips Untuk Membuat Anak Menyukai Menggosok Gigi