3. Marah Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Aritmia dan Serangan Jantung
Menurut Dr. Rachel Lampert, MD, yang menjabat sebagai direktur Program Kardiologi Olahraga di Yale Medicine di New Haven, kemarahan juga dapat berdampak negatif pada individu yang mengalami aritmia (detak jantung tidak teratur).
Di samping itu, amarah juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Dalam sebuah penelitian sistematis yang melibatkan hampir empat ribu peserta dari lebih dari lima puluh pusat kesehatan di Amerika Serikat.
4. Kemarahan Dapat Menganggu Kesehatan Pencernaan
Banyak studi telah menunjukkan bahwa otak dan usus memiliki hubungan komunikasi yang erat dan saling memengaruhi.
Salah satu fungsi dari sistem saraf otonom kita adalah mengatur proses tubuh yang tidak disengaja, termasuk dalam mengatur pencernaan.
Namun, gangguan dapat terjadi ketika tubuh berada dalam keadaan marah, yang dapat dipicu oleh stres.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan gejala tidak nyaman pada saluran pencernaan, seperti sakit perut dan diare.
5. Marah Berlebihan Dapat Menghambat Kesehatan Mental dan Kehidupan Sosial Seseorang
Menurut penelitian, jika seseorang terus-menerus berada dalam keadaan marah, hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mentalnya.
Kemarahan yang sering terjadi seringkali meningkatkan risiko gangguan emosional seperti kecemasan dan depresi, serta dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan respons yang lebih rendah terhadap pengobatan.
Selain itu, kemarahan yang berkepanjangan juga dapat mempengaruhi konsentrasi dan pola pikir seseorang, seperti yang disebutkan oleh APA.
Rasa marah yang terus-menerus dapat membuat seseorang menjadi bermusuhan dan berdampak negatif pada hubungan sosial yang baik, serta kemampuan untuk membentuk ikatan dengan orang lain.
Hal ini tentu saja dapat merusak kesejahteraan seseorang.
6. Mengakibatkan Kerusakan Pada Paru-Paru
Meskipun tidak merokok, namun sering marah dapat merusak paru-paru. Penelitian ilmuwan di Harvard University menemukan bahwa pria yang sering marah memiliki risiko masalah pernapasan karena kapasitas paru-parunya memburuk.
Hormon stres saat marah dapat menyebabkan peradangan di saluran udara.
7. Menambahkan Peluang Terkena Stroke
Jika Anda sering merasa marah, penting untuk berhati-hati karena dapat meningkatkan risiko stroke. Kondisi ini terjadi karena adanya pembekuan darah ke otak atau pendarahan di dalam otak yang dapat meningkat setelah amarah meledak.
Namun, berita baiknya adalah Anda dapat belajar mengendalikan emosi dengan mengidentifikasi pemicu kemarahan dan mencari cara untuk meresponsnya dengan lebih baik.
Artikel Terkait
Fenomena Psikologis Mudah Marah, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya
Benarkah Seseorang Mudah Marah Saat Bersama Keluarga? Kenali Disini 5 Penyebab Emosi Tidak Stabil dan Cara Mengatasinya.
Penyebab Penuaan Dini Apakah Benar Karena Kebiasaan Sepele ini? Salah Satunya Mudah Marah