• Senin, 22 Desember 2025

Fenomena LGBTQ+ Bukanlah Jenis Gangguan Mental, Berikut Faktanya!

Photo Author
- Senin, 15 Januari 2024 | 22:37 WIB
Ilustrasi bendera LGBT  (Pexels.com/markusspiske)
Ilustrasi bendera LGBT (Pexels.com/markusspiske)


SuratDokter.com- Banyak orang salah mengklasifikasikan LGBTQ+ sebagai gangguan mental. Padahal sebenarnya fenomena LGBTQ+ ini tidak termasuk penyakit mental. 

Dalam masyarakat mereka bertindak seperti manusia pada umumnya yang merasa nyaman dengan kondisi seksualitas yang menolak aturan alam ini. 

Sebenarnya apa sih LGBTQ+ itu dan apakah benar kalau LGBTQ+ termasuk Gangguan mental?

Apa Itu LGBTQ+?

Berdasarkan web resmi Human Rights Campaign, LGBTQ+ adalah istilah yang merujuk pada keberagaman orientasi seksual dan identitas gender yang dimiliki manusia.

LGBTQ singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer. Sedangkan tanda "+" yang tersemat pada istilah itu dapat diartikan bahwa orientasi seksual dan identitas gender bersifat tanpa batas, tidak hanya LGBTQ.

Baca Juga: Bukan Hanya LGBT, Ternyata Masih Banyak Orientasi Seksual Lainnya

Banyak dari mereka yang sengaja menutupi kenyataan karena takut dengan sanksi masyarakat, pengucilan oleh lingkungan dan dianggap sebuah penyakit. Mamun tak jarang juga ada yang dapat menerima dirinya sendiri dan menunjukan bahwa ia termasuk kaum LGBTQ+ 

Apakah LGBTQ+ Termasuk Gangguan Mental?

Gangguan mental bermula ketika seseorang merasa terganggu dengan kondisi yang dialaminya, sehingga kemudian muncul gejala-gejala distorsi pikiran, suasana hati, dan perilaku seseorang.

Orang LGBT tidak termasuk dalam orang dengan gangguan mental jika mereka merasa nyaman dan sesuai untuk mengubah orientasi seksualnya.

Orientasi seksual mereka berupa ketertarikan terhadap beberapa gender dibentuk oleh otak dan dipengaruhi oleh faktor genetik atau perkembangan otak sejak masa janin.

American Psychiatric Association (APA) telah menghapus homoseksualitas dari manual diagnosisnya sebagai gangguan mental lebih dari empat dekade lalu.

Sebagian kalangan ada yang terbuka dengan kemajemukan identitas gender juga orientasi seksual.

Namun, ada pula masyarakat yang meyakini bahwa identitas gender hanyalah lelaki dan perempuan. LGBTQ+, menurut mereka, merupakan bentuk pelanggaran terhadap nilai agama dan moral.

Baca Juga: Menyikapi Fenomena Boti dan Gay di Masyarakat, Ini Tips Untuk Menghadapinya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofie

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Vitamin yang Menunjang Kesehatan Mata Anak

Minggu, 30 November 2025 | 22:30 WIB

Terpopuler

X