Zat nutrisi makro yang berhubungan erat dengan sarkopenia ialah protein. Asupan protein yang tidak mencukupi rekomendasi harian untuk lansia akan memengaruhi proses metabolisme protein dalam tubuh.
Hal ini akan mengakibatkan percepatan terjadinya sarkopenia.
Rekomendasi Asupan Nutrisi pada Lansia untuk Mencegah Sarkopenia
The Society for Sarcopenia, Caachexia, and Wasting di tahun 2008 telah menyusun rekomendasi asupan nutrisi untuk lansia sebagai bentuk pencegahan dan penanganan sarkopenia.
Tindakan pencegahan ini berfokus kepada asupan protein dan energi, sekaligus dengan adanya latigan aerobik dan kekuatan.
- Protein
Lansia umumnya lebih berisiko kekurangan asupan protein dibawah rekomendasi harian (0.8 gram per 1 kg berat badan per-hari).
Perubahan metabolisme pada lansia menyebabkan berkurangnya protein pada otot daripada orang berusia lebih muda meski mereka mengonsumsi asupan protein yang sama.
Para ahli merekomendasikan total asupan protein untuk lansia ialah 1 sampai 1,5 gr/kg berat badan per-hari. Suplementasi whey protein sangat penting karena protein akan memberikan tambahan asam amino yang cukup untuk otot lansia.
Asupan suplemen whey protein akan menstimulasi mekanisme yang dapat mencegah berkurangnya massa otot karena konsentrasi asam amino esensial yang didapat dari whey protein akan meningkatkan kekuatan otot.
- Vitamin D
Kekurangan asupan vitamin D sangat lumrah terjadi pada lansia. Level 25-hydroxyvitamin D [25(OH)] akan berkurang seiring bertambahnya usia.
Berkurangnya level vitamin D ini berhubungan dengan kurangnya kekuatan otot. Asupan suplemen vitamin D pada lansia akan membantu mereka dalam memperkuat otot.
Level 25(OH) vitamin D pada lansia yang menderita sarkopenia harus diukur dan diberikan suplemen vitamin D dengan dosis yang cukup untuk meningkatkan level 25 (OH) vitamin D diatas 100 nmol/L.
Dosis sekitar 50.000 IU vitamin D2 atau D3 per-minggu dapat diterapkan kepada para lansia untuk mencegah sarkopenia.
Tips menambah asupan protein bisa dilakukan dengan cara:
- Menambahkan keju ke dalam sayur, salad, nasi, mie, dan makanan lain
- Menambahkan telur rebus ke dalam salad
- Greek yogurt bisa dipilih sebagai cemilan
- Tambahkan selai kacang pada sandwich, roti bakar, biskuit
- Tambahkan susu bubuk ke dalam pudding atau dessert lain
- Tambahkan susu bubuk, whey protein, atau suplemen lain lalu aduk hingga tercampur
- Pilihlah suplemen protein yang memiliki kualitas yang baik
- Tambahkan kacang-kacangan atau biji-bijian ke dalam berbagai masakan.***
Artikel Terkait
Belajar Dari Kasus Nenek yang Minta Suntik Mati di Puskesmas, Begini Tanda-tanda Penyakit Mental Pada Lansia
Tak Hanya Anak Muda, Ternyata Ini Alasan Lansia Tetap Harus Pergi ke Gym, Bisa Cegah Penyakit Mematikan Lho...
Protein: Mengapa dan Bagaimana Memasukkan Nutrisi Bergizi Ini ke Dalam Makanan Anda
Mengenal Demensia: Penyakit yang Menyerang Lansia, Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatan
Mengenal Sarkopenia: Penurunan Otot di Usia 30 Tahun, Simak Penyebab, Gejala dan Cara Pencegahannya