Namun, demam kuning biasanya sulit didiagnosis karena gejalanya menyerupai penyakit lain, seperti malaria, tifus, dan demam berdarah.
Komplikasi Demam Kuning
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat demam kuning, antara lain:
- Menurunnya fungsi otak (delirium)
- Peradangan otot jantung (miokarditis)
- Penyakit kuning (penyakit kuning)
- Penumpukan cairan di dalam paru-paru (edema paru)
- Sindrom hepatorenal
- Radang otak (ensefalitis)
- Infeksi bakteri sekunder, misalnya pneumonia dan infeksi aliran darah
- Perdarahan organ dalam
- Gagal ginjal
- Gagal hati
- Koma
- Kematian
- Pembengkakan kelenjar air liur (parotitis)
Pengobatan
Belum ada pengobatan khusus untuk demam kuning selain sistem kekebalan tubuh masing-masing pasien.
Meski demikian ada beberapa perawatan yang dilakukan dokter untuk meringankan gejala yang timbul, seperti:
- Memberi oksigen tambahan
- Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
- Menjaga tekanan darah tetap stabil menggunakan cairan infus
- Memberikan obat demam dan obat pereda nyeri
- Melakukan transfusi darah jika mengalami anemia akibat perdarahan
- Melakukan pencucian darah jika pasien mengalami gagal ginjal
- Memberikan obat antibiotik jika demam kuning disertai dengan infeksi bakteri
Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah demam kuning.
Namun, vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah demam kuning.
Terutama bagi seseorang yang ingin melakukan perjalanan ke daerah yang berisiko, seperti Afrika, Amerika Latin, dan Kepulauan Karibia.
Sebaiknya, disarankan untuk vaksinasi paling tidak 3-4 minggu sebelum keberangkatan.
Satu dosis vaksin demam kuning dapat memberikan perlindungan setidaknya sampai 10 tahun.
Vaksin demam kuning dapat diberikan mulai dari usia 9 bulan hingga 60 tahun.
Namun, ada beberapa kategori yang perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi, yakni:
- Ibu hamil atau menyusui
- Bayi usia dibawah 9 bulan
- Lansia berusia lebih dari 60 tahun
- Pernah terinfeksi demam kuning
- Orang yang memiliki sistem imun yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS
- Pengidap kanker
- Memiliki riwayat melakukan kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang
- Orang yang memiliki alergi berat terhadap protein telur
Selain vaksinasi, tindakan pencegahan lain untuk mengurangi risiko demam kuning adalah dengan melindungi diri dari gigitan nyamuk melalui upaya-upaya berikut:
Baca Juga: Lakukan Cara ini Untuk Menghadapi Eksibisionis, si Pamer Alat Kelamin
- Gunakan baju lengan panjang dan celana panjang
- Usahakan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan pada pagi dan sore hari.
- Pasang tirai atau kawat nyamuk di jendela dan lubang udara.
- Gunakan pendingin ruangan dan kelambu saat tidur.
- Gunakan lotion anti nyamuk sesuai petunjuk.
- Jika ingin menggunakan lotion untuk bayi dan anak-anak, gunakan produk lotion anti nyamuk khusus untuk bayi dan anak-anak.
- Gunakan lotion anti nyamuk yang mengandung bahan alami, seperti DEET, picaridin, IR3535, atau minyak kayu putih
Terakhir, jangan lupa untuk mengunjungi dokter setelah melakukan perjalanan dari wilayah penyebaran demam kuning terutama jika kamu mengalami keluhan gejala penyakit ini. ***
Artikel Terkait
Penting! Heimlich Maneuver Pertolongan Darurat Ketika Tersedak
Inilah Cara Mencegah Stunting pada Ibu Hamil, Lengkap dengan Faktor Penyebabnya
Kesehatan Bayi: Awas Jangan Biarkan Sembarang Orang Cium dan Pegang, ini Bahayanya!
Ibu Hamil Harus Tahu, Ini 6 Penyebab Bayi Lahir Prematur dan Tips Pencegahannya
Ketahui Perbedaan Matcha dan Green Tea, Manakah yang Lebih Sehat?