SURATDOKTER.COM - Air putih meskipun bersifat netral bagi orang dewasa, namun pemberiannya kepada bayi baru lahir tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Mengapa ini bukanlah opsi yang tepat untuk melepas dahaga bagi si kecil. Jadi ada waktu yang tepat yang perlu diketahui oleh orang tua bagi buah hati untuk menikmatinya.

ASI bisa dikatakan sebagai salah satu sumber nutrisi yang boleh diberikan kepada bayi. Kemudian susu formula menjadi pendukung nutrisi setelah selesai masa-masa ASI eksklusif. Sehingga orang tua tidak bisa sembarangan memberikan buah hatinya yang putih.

Tentu saja bagi semua orang tua harus memperhatikan masalah waktu yang tepat bayi untuk menikmati air putih. Ini perlu diperhatikan dengan baik, agar buah hati tidak mendapatkan gangguan dalam kesehatan dan pertumbuhannya.

Baca Juga: Obat Terkenal Atasi Gatal, Ini Manfaat, Efek Samping dan Rekomendasi Konsumsi CTM

Waktu yang Tepat Bayi untuk Minum Air Putih

Khususnya bagi ibu yang masih penasaran dengan waktu yang tepat bayi untuk minum air putih. Disinilah Anda akan dapat mengetahui penjelasannya sebagai berikut!

Menurut laporan dari What to Expect, banyak ahli menyarankan agar orang tua bisa menunggu untuk memberi bayi air putih, setidaknya setelah anak mulai mengonsumsi makanan padat. Jadi hal tersebut akan bisa dilakukan ketika sang buah hati sudah berumur sekitar 6 bulan.

Pemberian air putih pada umur tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu tahap perkenalan. Sehingga ada batasan yang harus diikuti oleh bayi. Bayi hanya diperbolehkan diberikan air putih sebanyak satu sendok teh atau sendok makan.

Baca Juga: Awas! Terlalu Sering Rebahan Ternyata Bisa Bikin Susah BAB

Ini harus dilakukan, supaya bayi bisa tahu jika saja rasa haus akan bisa dihilangkan dengan minum air putih. Setelah kebiasaan ini bisa dilakukan, maka takaran pemberian air putih bisa ditingkatkan lagi sesuai kebutuhan sang buah hati.

Risiko Memaksa Bayi Minum Air Putih

Yang namanya kebiasaan sehat memang harus diperhatikan sejak dini. Jadi pemberian air putih khususnya kepada bayi tidak bisa dilakukan secara paksa. Jika ada orang tua yang memaksa sang buah hati untuk mengonsumsi air putih dalam kondisi belum waktunya. Ini jelas akan memicu munculnya beberapa risiko seperti berikut ini!

• Salah satu organ yang berperan penting dalam menampung air putih adalah ginjal. Jadi apabila orang tua memaksa bayi untuk mengonsumsi air putih, maka akan berpotensi memberikan risiko kelebihan kapasitas air pada ginjal. Sehingga ini akan menyebabkan penurunan elektrolit penting seperti natrium.

Baca Juga: Mengenal VBAC, Prosedur Persalinan Normal Meskipun Pernah Caesar

• Risiko lain memaksa bayi untuk minum air putih ialah membuat ginjal overwork. Tentunya jika nanti ginjal dipaksakan untuk mengolah air dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat. Ini tentu akan memicu hiponatremia.
• Risiko lainnya yang muncul jika orang tua memaksa bayi untuk minum air putih yakni kejang, kerusakan otak sampai koma. Bahkan sang buah hati juga bisa mengalami kebingungan, kantuk berlebih, kram otot, kedutan, mual, muntah, sulit bernapas sampai merasa lemah.

Cara Mengenalkan Air Putih Kepada Bayi

Nah, untuk Anda yang saat ini memiliki bayi dan ingin memperkenalkannya dengan air putih. Tentu masalah caranya tidak perlu dibingungkan lagi. Karena pada penjelasan berikut Anda akan bisa tahu semua caranya dengan jelas!

Baca Juga: Obat Diare Alami untuk Bayi dan Anak, Bunda Harus Tahu

1. Pertama-tama, siapkan air khususnya ketika bayi sedang makan atau snack time. Pemberian minum berupa air putih cukup Anda lakukan dengan menggunakan sendok makan kecil atau sendok teh.
2. Setelah dirasa bayi sudah mulai bisa minum air putih. Tentu cara selanjutnya ialah Anda cukup mempersiapkan cangkir kecil. Namun, Anda tidak harus memaksa anak untuk menghabiskan air yang ada didalamnya. Ini hanya sebagai pembelajaran kepada bayi cara menyesap air.
3. Cara terakhir mengenalkan air putih kepada bayi yakni mengkombinasikan dengan makanan. Misalnya saja berikan anak makanan yang sekiranya banyak mengandung air, seperti buah, sayur-sayuran, es loli buatan sendiri dan beberapa makanan lainnya.

Baca Juga: Sering dianggap Sama, ini Perbedaan Kejang dan Epilepsi: Orang Tua Harus Tahu