Jadi semakin banyak kontak kulit berarti semakin banyak produksi ASI. Ini juga membantu mengatur suhu tubuh, mencegah penurunan berat badan dan membantu bayi melawan infeksi. Jadi rawat inap maksimal sebaiknya dilakukan selama 24 jam segera setelah lahir.
Baca Juga: Ladies, Inilah Alasan Anda Harus Makan Banyak Kalsium Sebelum Usia 30 Tahun, Bisa Cegah Penyakit Mematikan Lho
Mitos 5: Seseorang tidak boleh menyusui jika sedang sakit
Jika seorang ibu menderita infeksi seperti demam, batuk, dan pilek, ia harus terus menyusui karena antibodi akan diteruskan ke bayi melalui makanan yang mencegah bayi dari infeksi.
Hal ini juga akan membuat imunitas bayi menjadi lebih kuat.
Namun, ibu dengan kondisi seperti Tuberkulosis (TB), Covid-19, dan HIV perlu mengikuti bimbingan dari konsultan laktasi atau profesional lainnya mengenai pemberian makan.
Perlu juga dilakukan konseling pada waktu yang tepat agar pemberian pakan dapat dilanjutkan, jika tidak secara langsung maka dengan cara lain yang memungkinkan.
Baca Juga: Apakah Anda Sering Mengantuk Sepanjang Waktu? Ternyata Ini Penyebabnya, Nomor 2 Sering Dilakukan Banyak Orang
Mitos 6: Seseorang tidak boleh minum obat apa pun jika sedang menyusui
Sangat penting untuk memberi tahu dokter Anda tentang obat apa pun jika ibu Anda sedang menyusui.
Seseorang harus mengambil panduan yang tepat tentang dosis yang tepat, dan waktu minum obat. Meskipun obat apa pun yang ada dalam darah akan berpindah ke ASI sampai batas tertentu.
Beberapa obat-obatan dapat melakukan hal tersebut pada tingkat tertentu dan tidak menimbulkan risiko pada bayi, sedangkan obat-obatan lainnya terdapat pada tingkat yang lebih tinggi dalam ASI.
Ada obat yang aman dan ada pula yang tidak aman untuk ibu menyusui. Dalam hal ini, penyedia layanan kesehatan mungkin merekomendasikan pengobatan alternatif atau mungkin menggunakan obat yang tidak terlalu mempengaruhi suplai ASI selama menyusui.
Pada kondisi tertentu dimana pemberian ASI harus dihentikan sementara, maka ASI ibu dapat diperas dan disimpan dan ASI simpanan tersebut dapat diberikan setelah ibu mulai meminum obat tersebut.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Tentang Perut Hormonal: 4 Penyebab Lemak Perut yang Membandel dan Cara Mengatasinya
Mitos 7: Jika seorang ibu kembali bekerja, ia harus menyapih bayinya
Seseorang dapat terus menyusui bahkan setelah bekerja. Untuk yang satu ini, Anda perlu mengecek kebijakan di tempat kerja dan juga membutuhkan dukungan dari anggota keluarga juga.
Jika seorang ibu mempunyai waktu dan ruang yang tepat di tempat kerja untuk menyusui maka ia boleh pulang atau menyusui anaknya atau dapat memberikan ASI kepada bayinya di rumah.
Jika seorang ibu tidak memiliki pilihan untuk menyusui selama jam kerja, ia dapat mencari tempat yang tepat untuk memeras ASI dan memberikannya kepada bayinya atau dapat langsung memberikan ASI jika ia berada di rumah.
Susu perah merupakan pilihan yang baik terutama bagi mereka yang bekerja karena susu ini dapat langsung disimpan di suhu ruangan selama 5-6 jam kemudian jika tidak digunakan dapat disimpan di lemari es selama 3-4 hari.
Baca Juga: Bukan Introvert, Avoidant Personality Disorder Memiliki Rasa Malu yang Berlebihan
Mitos 8: Banyak ibu yang tidak dapat memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup
Semua ibu menghasilkan jumlah ASI yang tepat untuk bayinya. Banyaknya produksi ASI tergantung pada seberapa sering bayi menyusu, berapa lama ia menyusu, dan frekuensi menyusu dalam sehari.
Artikel Terkait
15 Manfaat Buah Anggur, Atasi Sembelit Hingga Hilangkah Mata Panda
Buah Apel: Kandungan Gizi dan Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh dan Kulit
Belajar Dari Vidi Aldiano, Begini Cara Mengatasi Kanker Metastatik
Apakah Menyusui Meningkatkan atau Justru Menurunkan Risiko Kanker Payudara, Ini Alasannya