Namun, tidak semua orang bisa bernapas lewat hidung dengan lancar. Beberapa orang mengalami hambatan akibat alergi, flu, deviasi septum (kelainan pada tulang pemisah hidung), atau adanya polip hidung.
Pada anak-anak, masalah bernapas melalui mulut bisa disebabkan oleh pembesaran kelenjar adenoid, yang biasanya mengecil seiring bertambahnya usia.
Efek Negatif dari Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut
Bernapas melalui mulut dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti mulut kering, bau mulut, gangguan pada gusi, hingga maloklusi (posisi gigi yang tidak sejajar).
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga dapat menyebabkan wajah menjadi lebih sempit dengan dagu yang tampak mundur, kondisi yang sering disebut sebagai mouth breathing face.
Seorang jurnalis bernama James Nestor bahkan pernah melakukan eksperimen dengan menutup hidungnya selama 10 hari untuk mempelajari efek pernapasan melalui mulut.
Hasilnya mengejutkan: ia mengalami sleep apnea obstruktif, tekanan darah melonjak, denyut jantung meningkat, dan kadar oksigen dalam darah menurun drastis. Hal ini menunjukkan bahwa bernapas lewat mulut dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Cara Mengatasi Kebiasaan Bernapas Lewat Mulut
Sebelum mencoba tren seperti menutup mulut dengan lakban, ada baiknya memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter spesialis tidur.
Pemeriksaan seperti tes tidur dapat membantu mengetahui apakah seseorang memiliki sleep apnea atau gangguan tidur lainnya.
Jika hasilnya negatif, barulah Anda dapat mencari alternatif untuk mengurangi kebiasaan mendengkur atau bernapas melalui mulut.
Ada beberapa cara yang lebih aman untuk mengatasi masalah mendengkur, seperti menggunakan strip hidung atau dilator hidung untuk membuka saluran udara.
Latihan otot mulut dan lidah juga dapat membantu memperkuat otot pernapasan agar tidak mudah terkulai saat tidur.
Selain itu, posisi tidur juga berperan penting. Hindari tidur telentang karena posisi ini membuat mulut cenderung terbuka dan lidah jatuh ke belakang, menyumbat jalan napas. Tidur menyamping lebih dianjurkan agar jalan napas tetap terbuka.
Tren menutup mulut dengan lakban saat tidur mungkin terlihat sederhana dan menjanjikan manfaat tertentu, namun ada risiko besar yang mengintai, terutama bagi penderita sleep apnea.
Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis sebelum mencoba cara-cara baru dalam meningkatkan kualitas tidur. Bernapas melalui hidung tetap merupakan pilihan terbaik untuk kesehatan pernapasan dan kualitas tidur yang optimal.***