SuratDokter.com - Setiap tanggal 6 Oktober, diperingati sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia.
Peringatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 2012 dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan dukungan kepada para penderita cerebral palsy di seluruh dunia.
Hari ini dirayakan bukan hanya sebagai bentuk solidaritas, tetapi juga sebagai upaya untuk memastikan bahwa para penyandang cerebral palsy memiliki akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari seperti anggota masyarakat lainnya.
Cerebral Palsy (CP) adalah kondisi medis yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan postur tubuh akibat adanya kerusakan pada otak.
Baca Juga: Berkenalan Dengan Bell's Palsy, Saudara Stroke Ringan yang Mengakibatkan Lumpuh Wajah
Berdasarkan data terkini, diperkirakan terdapat sekitar 17 juta individu di seluruh dunia yang hidup dengan kondisi ini.
Lebih dari 350 juta orang lainnya terhubung secara langsung dengan penyandang cerebral palsy, baik sebagai keluarga, teman, maupun pengasuh.
Di Indonesia sendiri, kesadaran mengenai kondisi ini terus berkembang, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta dukungan bagi penderita cerebral palsy.
Apa Itu Cerebral Palsy?
Cerebral palsy adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol otot, gerakan, dan postur tubuh.
Kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan fungsi-fungsi tersebut dapat terjadi selama masa kehamilan, saat persalinan, atau sesaat setelah bayi lahir.
Akibat dari kerusakan otak ini, penderita cerebral palsy sering kali mengalami keterbatasan dalam mencapai perkembangan fisik yang normal.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, cerebral palsy bukanlah penyakit menular, melainkan suatu kondisi yang muncul karena gangguan pada otak.
Baca Juga: Mengenal Gangguan Mata Conjugate Gaze Palsy, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Selain masalah gerakan, banyak penyandang cerebral palsy juga mengalami kesulitan dalam penglihatan, pendengaran, dan kemampuan mobilitas lainnya.