SURATDOKTER.com - Seorang pekerja mekanik diketahui minum kopi instan hingga 15 gelas per hari agar tubuh kuat saat sedang bekerja. Nahas, hal tersebut justru membuatnya harus rutin melakukan cuci darah.
Gara-gara Kopi Instan, Toro Harus Rutin Cuci Darah
Di kawasan Padukuhan Kepek, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat kisah inspiratif sekaligus pilu dari seorang pemilik bengkel bernama Wiji Untara, yang akrab disapa Toro.
Pria berusia 45 tahun ini menghadapi tantangan besar dalam kehidupannya setelah dirinya divonis dengan masalah ginjal yang serius.
Baca Juga: Bungkam Haters, Aisyahrani Unggah Video Proses Persalinan Syahrini pada Baby R
Selama enam tahun terakhir, Toro secara rutin menjalani cuci darah di RSU Rizki Amalia Temon, melakukan perawatan ini dua kali dalam seminggu
Setiap kali menuju rumah sakit, ia harus berangkat sendirian dengan motor. Bekas luka di kedua lengan Toro menjadi tanda dari AV-Shunt, yang diperlukan untuk proses Hemodialisis (HD).
Perjalanan cuci darah Toro dimulai ketika ia mulai merasakan gejala kesehatan yang tidak biasa, yaitu tubuh terasa berat, letih, lemas, dan sesak nafas.
Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa kadar kreatinin Toro sangat tinggi, jauh di atas batas normal, dan dokter menemukan adanya kista di ginjalnya.
Saran dokter Toro wajib cuci darah guna menghindari gejala yang semakin parah.
"Awalnya, saya sempat ragu, tapi akhirnya saya memutuskan untuk menjalani cuci darah. Teman-teman yang sering mancing membantu menanggung biaya dan mendukung agar saya bisa mendapatkan layanan BPJS," cerita Toro dengan penuh syukur.
Toro menyadari bahwa gaya hidupnya yang kurang sehat telah berkontribusi pada masalah ginjalnya saat ini.
Ketika tubuhnya masih sehat, ia sangat tenggelam dalam pekerjaan bengkel, sering kali mengonsumsi 12-15 saset kopi instan dan dua bungkus rokok sehari, serta hampir tidak minum air putih. Sering bekerja hingga larut malam membuatnya lupa makan dan menjaga kesehatan.
Gejala sakit pinggang yang muncul dan semakin memburuk akhirnya memaksa Toro untuk mencari perawatan medis. "Ingatlah, sayangi ginjal kalian," pesannya kepada banyak orang.