SURATDOKTER.com - Akhir-akhir ini terlihat di media sosial cukup banyak toko kue, terutama di kota-kota besar yang menambahkan item Cromboloni di daftar menu mereka. Hal ini tidak mengherankan sebab jajanan berbentuk lingkaran spiral ini memang sedang viral di kalangan masyarakat Indonesia.
Nama dan Asal Usul Cromboloni
Jika ditilik dari namanya, Cromboloni sebenarnya adalah akronim dari dua jenis kudapan yang juga sudah tidak terdengar asing di telinga, yaitu Croissant dan Bomboloni. Jadi Cromboloni memadukan tekstur croissant yang renyah di bagian luarnya dan mengandung isian selai manis di dalamnya. Topping yang ditambahkan berupa potongan buah, kacang-kacangan, atau glazing juga membuat sajian tersebut semakin menggugah selera.
Cromboloni merupakan pastry yang berasal dari sebuah kota di bagian selatan Italia yang bernama Naples. Dikenal dengan sebutan Sfogliatella Riccia, adonannya dibuat membentuk spiral dan diisi dengan campuran ricotta, gula, dan sedikit kulit jeruk. Pada tahun 2022 jajanan ini juga sempat hype di negeri Paman Sam dengan nama lain Supreme Croissant.
Namun siapa sangka dibalik rasanya yang lezat, Cromboloni mengandung kalori tinggi. Satu buah Cromboloni memiliki sekitar 500 kalori, tergantung pada ukuran adonan dan kepadatan isian. Jumlah kalori di atas hampir sama dengan jumlah kalori yang terkadung dalam sepiring nasi putih dan 1 potong dada ayam goreng tepung. Cukup tinggi bukan untuk sebuah camilan?
Baca Juga: Mencapai Defisit Kalori dengan Olahraga: Menyenangkan, Efektif, dan Sehat
Risiko Asupan Camilan Tinggi Kalori Secara Berlebihan Bagi Kesehatan
Sayangnya mengkonsumsi camilan tinggi kalori secara berlebihan mengandung risiko untuk kesehatan serta berpotensi mengganggu aktivitas kita sehari-hari, seperti yang dikupas pada poin-poin di bawah ini:
1.Obesitas
Mengkonsumi camilan tinggi kalori secara berlebih dapat menyebabkan asupan kalori yang masuk ke tubuh menjadi lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan. Alih-alih diubah menjadi energi, kalori yang berlebih tersebut akan ditimbun menjadi lemak dan meningkatkan risiko terjadinya peningkatan berat badan dan obesitas.
2.Diabetes
Salah satu penyumbang kalori terbesar dari Cromboloni adalah jumlah gula yang cukup tinggi di dalamnya. Konsumsi gula secara berlebih dapat menaikkan kadar gula darah. Hal ini umumnya dipicu akibat resistensi insulin, yaitu hormon insulin tidak dapat menjalankan fungsinya dalam metabolisme gula menjadi energi yang akhirnya dapat memicu terjadinya diabetes.
Baca Juga: 11 Pantangan Buah bagi Penderita Diabetes: Batasi Konsumsi untuk Kontrol Gula Darah
3.Penyakit jantung
Konsumsi camilan dengan kadar gula tinggi juga menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi dapat memperberat kinerja jantung dalam memompa darah sehingga memicu timbulnya serangan jantung.
4.Mudah lelah dan kurang berenergi
Adonan dan isian Cromboloni banyak menggunakan karbohidrat atau gula sederhana dalam komposisinya, seperti tepung terigu dan gula pasir. Gula sederhana ini mudah diserap oleh tubuh dan menyebabkan siklus metabolisme berlangsung secara cepat. Akibatnya jika gula sudah habis dimetabolisme akan timbul rasa lelah, mengantuk, dan sukar berkonsentrasi.
5.Mood swing
Hormon serotonin adalah salah satu hormon yang berfungsi memperbaiki suasana hati menjadi lebih baik. Sayangnya konsumsi camilan dengan kadar gula tinggi dapat menghambat terbentuknya hormon serotonin, serta mengurangi respon hormon tersebut di otak. Hal tersebut dipercaya memicu terjadinya gangguan mood dan gejala depresi.
Kesimpulannya mengkonsumsi camilan tinggi kalori sebagai comfort food memang masih diperbolehkan selama masih dalam batas wajar. Sebagai alternatif, selingi juga dengan macam-macam pilihan camilan rendah kalori yang lebih sehat dan bergizi.***